Thursday, September 30, 2010
Prioritas Hidup
Setiap orang memiliki prioritas dalam hidupnya. Antara setiap orang dengan orang yang lain memiliki prioritas hidup yang berbeda-beda. Ada orang yang mengutamakan keluarga. Ada orang yang mengutamakan karir. Ada orang yang mengutamakan kesehatan. Ada orang yang mengutamakan uang. Secara umum jika ditanya mana yang lebih anda utamakan dibandingkan dengan agama? Ternyata mereka lebih mengutamakan agama.
Pada intinya anda bebas memilih apa yang anda utamakan. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah dalam mengutamakan nilai-nilai hidup anda. Walaupun begitu, sebagian besar orang menghabiskan waktunya paling banyak untuk mencari uang, meskipun uang bukan prioritas nomor 1. Setiap hari mereka menghabiskan 8 jam untuk bekerja. Belum lagi mereka berangkat ke tempat kerja selama 2 jam dan pulang selama 2 jam. Jadi mereka menghabiskan waktunya selama 12 jam untuk hal-hal yang berhubungan dengan uang. Padahal katanya uang bukanlah prioritas pertama. Aneh bukan?
Saran saya walaupun uang bukanlah nomor satu, anda sebaiknya menyelesaikan persoalan uang terlebih dahulu. Sebisa mungkin bangunlah pasif income, sehingga pada akhirnya anda tidak banyak terlibat dalam pencarian uang, tetapi pada akhirnya uanglah yang bekerja untuk anda. Setelah pasif income anda lebih besar daripada gaya hidup anda, maka anda boleh mengutamakan apapun dalam hidup anda. Anda bisa mengutamakan keluarga, tanpa harus bekerja, karena pasif income anda sudah menutupi gaya hidup anda. Anda boleh 100% berada di masjid karena gaya hidup anda sudah terpenuhi oleh pasif income anda.
Wednesday, September 29, 2010
Motivasi Belajar 17
Kisah ini adalah lanjutan dari bagian 16. Jika anda ingin membaca dari awal, silakan membaca pada bagian 1. Di semester genap sekolah saya biasa merayakan ulang tahunnya. Dalam rangka memperingati ulang tahun tersebut maka diadakan beberapa lomba. Salah satunya adalah lomba cerdas cermat antar kelas. Waktu itu ketua kelas saya (ILIK, panggilan untuk Anang Arifudin) berusaha memilih beberapa teman saya yang bisa diikutkan cerdas cermat. Dia memilih Anita, tetapi Anita menolak. Saya juga diajak tapi saya juga menolak. Masalahnya saya hanya ranking 11 (ini semester 4, jadi raport semester 4 kan belum ada, belum ada bukti saya bisa rangking 4). Ditambah lagi yang ditandingkan adalah banyak pelajaran, saya kan tidak bisa pelajaran lain selain fisika dan matematika.
Masalah lain adalah pelaksanaannya hari Minggu pagi. Hari minggu pagi adalah jadwal saya untuk ikut bimbingan belajar. Akan tetapi pada akhirnya saya terima. Saya berfikir saya bisa ikut bimbingan belajar dengan nyelundup ke kelas sore. Team yang terbentuk dari kelas saya adalah Hadi, Keke dan saya. Akhirnya Hadi yang menjadi juru bicaranya. Dari cerdas cermat ini kelas saya (fisika 3) memperoleh rangking 2. Sedikit berada di bawah kelas fisika 2.
Saat itu diadakan lomba cerdas cermat karena sekolah saya bakalan diundang untuk mengikuti cerdas cermat TVRI di Jawa Timur. Ikutnyapun tidak dari babak penyisihan, tetapi langsung babak semifinal. Hal ini dikarenakan pada tahun sebelumnya kakak kelas saya berhasil masuk babak final. Rencananya lombanya akan diadakan pas saya kelas 3 nanti.
Ketika saya sudah kelas 3, sekolah saya beberapa kali menyiapakan lomba ini dengan memberi latihan. Saya tidak tahu, sekolah memilih siswa yang dilatih dengan kriteria seperti apa. Akan tetapi yang dipilih pastilah yang pernah ikut lomba cerdas cermat antar kelas. Walaupun kelas saya hanya juara 2, tetapi yang ikut dilatih adalah 2 orang, yaitu saya dan Hadi. Sementara dari fisika 2 hanya wilis, dari fisika 1 Ery dan dari kelas 2 adalah Teguh.
Dalam cerdas cermat ini soal yang paling banyak adalah tentang P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Kalau materi ini yang paling menguasai adalah Wilis dan Teguh. Sementara Saya, Hadi dan Ery kurang menguasai. Yang paling parah tidak menguasai adalah saya. Sudah tidak menguasai, saya tidak mau belajar pula.
Hadi berusaha mengimbangi kemampuan eksaknya dengan belajar P4. Saya tahu karena dia teman sekelas saya dan selalu mau cerita ke saya. Sementara kondisi Ery saya tidak tahu. Hadi menasehati saya agar belajar P4. Akan tetapi saya tetap tidak belajar juga. Yang jelas, cerdas cermat ini bukanlah prioritas saya. Saya lebih suka mempelajari olimpiade matematika. Bagi saya tidak penting apakah saya nanti terpilih menjadi team atau tidak (karena hanya diambil 3 orang).
Kami berlima sering diadu. Segala pertanyaan yang berkaitan dengan P4, jika diberikan kepada saya saya jawab dengan ngawur. Yang berkaitan dengan ilmu umum, saya sedikit tahu. Ilmu umum di sini banyak berkaitan dengan berita saat ini, yang berkaitan dengan pemerintahan. Giliran Kimia atau Fisika, terlihat berimbang. Giliran ditanya matematika, terjadi ketidak seimbangan. Kebetulan guru matematika menanyakan soal supaya siswa berebut. Pernah diberi 15 soal, saya berhasil merebut 12 soal, Wilis 1 soal, Hadi 1 soal dan Ery 1 soal. Sementara Teguh tidak berhasil merebut, karena masih kelas 2. Sebenarnya apakah kemampuan saya 12 kali lipat dibandingkan yang lain? Tidak sama sekali. Saya mungkin hanya punya kemampuan 1 detik menghitung lebih cepat dibandingkan yang lain. Karena jam belajar saya dalam matematika lebih banyak dibandingkan dengan yang lain (maklum kelas 1 sudah mempelajari kelas 3).
Saya tahu, yang pasti terpilih adalah Wilis dan Teguh. Tinggal satu orang lagi siapa? Wilis terpilih karena kemampuannya yang paling sempurna. Teguh jelas dipilih, karena menjadi kader buat kelas 2. Tinggal satu lagi. Waktu itu yang membacakan pengumumannya adalah pak Adjar Soegito. Dalam hati saya,”Wah kalau yang mengumumkan Paka Adjar Gimana ya? Beliau adalah guru PMP. Pasti dia tahu banget kalau saya tidak bisa P4 sama sekali. Tetapi ternyata saya ikut terpilih.
Mungkin saya terpilih karena ketika di bidang matematika kemampuan saya jauh berbeda dibandingkan dengan yang lain. Jadi beginilah kalau kerja team. Saya tidak harus membangun kelamahan saya. Saya justru harus memperkuat apa yang saya sudah mampu. Karena kelihatan berbeda inilah maka saya malah terpilih. Berlanjut ke bagian 18.
Tuesday, September 28, 2010
Berfikir Jangka Panjang
Pada sebuah penelitian di Harvard University, ada sekelompok anak-anak yang masih kecil diberi hadiah permen coklat. Setelah itu anak-anak diberitahu,”Nak, ini kalian saya beri permen coklat. Kalian boleh memakannya, karena sudah jadi milik kalian. Saya akan pergi sekarang. Setengah jam lagi, saya kembali ke sini. Saya akan membagikan permen coklat lagi kepada kalian kalau kalian belum memakan permen coklat yang tadi”.
Anak-anak tersebut terbagi menjadi 2 kelompok. Ada yang langsung memakan permen dan ada yang tidak. Yang memakan permen otomatis tidak mendapatkan permen lagi setelah setengah jam. Jadi mereka yang mau sabar tidak memakan permen pada akhirnya memperoleh 2 permen.
Tiga puluh tahun kemudian mereka diteliti lagi. Ternyata mereka yang mendapatkan 2 permen, prestasi sekolahnya lebih bagus, karirnya lebih sukses, kalau mereka bisnis, maka bisnisnya lebih besar. Dari sini bisa kita ambil kesimpulan bahwa orang yang bersabar demi memperoleh keuntungan jangka panjang akan cenderung lebih sukses dibandingkan dengan orang yang memikirkan jangka pendek.
Pertanyaannya,apakah anak yang menunda makan permen tadi menderita ketika belum memakan permennya? Ternyata tidak. Mereka masih bisa bersenang-senang bersama temannya. Mereka bisa bermain-main dan berlari-lari bersama teman-temannya. Dari sini juga kita bisa menyimpulkan bahwa orang yang menunda kesenangan tidaklah menderita. Mereka masih bisa bersenang-senang dengan cara lain tanpa harus menghancurkan masa depannya.
Jika anda merencanakan berbisnis, maka anda bisa menunda kesenangan terlebih dahulu. Anda tidak usah berpura-pura menjadi orang kaya dengan cara membeli mobil sebelum anda benar-benar mampu. Walaupun begitu sebenarnya anda masih bisa bersenang-senang dengan menggunakan sepeda motor atau sepeda pancal yang anda miliki. Anda bisa bersenang-senang dengan menyesuaikan diri dengan kantong anda. Jika anda ingin membeli mobil, apalagi mobil mewah, sebaiknya gunakan pasif income anda.
Monday, September 27, 2010
Trauma Masa Lalu
Banyak orang yang memiliki trauma di masa lalu. Trauma ini terkadang sangat mengubah pandangan hidupnya. Sebagai contoh ada seseorang memiliki ayah pegawai negeri. Ayahnya ini begitu rajin menabung, sehingga uang tabungannya menjadi banyak.
Suatu hari ayahnya ini diajak bisnis oleh temannya. Karena mendapat janji memperoleh keuntungan besar maka sang ayah mengeluarkan seluruh tabungannya ditambah dia harus hutang. Dia begitu percaya bahwa bisnis ini akan berhasil. Akan tetapi dalam kenyataannya, bisnis ini bangkrut. Temannya yang mengajak bisnis malah kabur.
Akhirnya sang ayah ini dikejar-kejar hutang. Sampai pernah kejadian dia harus bersembunyi di kamarnya ketika dikejar-ejar penagih hutang. Anaknya juga merasa ketakutan melihat hal ini. Sampai akhirnya ayah berkata kepada anaknya,”Nak, jangan bisnis, berbahaya.” Sang anak karena mendapat nasehat seperti ini, dan kejadiannya memiliki latar belakang yang kuat, maka si anak menjadi trauma.
Akhirnya sampai dewasa anak ini tidak mau berbisnis. Ini akibat trauma di masa lalu yang dilalui oleh anak ini. Pertanyaannya,”Apakah benar bisnis itu berbahaya?” jawabannya adalah “Iya, kalau tidak tahu caranya”. Untuk berbisnis, andapun perlu belajar. Jangan menganggap bisnis itu sederhana sehingga anda tidak mau belajar. Akan tetapi juga jangan menganggap bisnis itu rumit sehingga anda tidak mau take action.
Jika anda mengalami trauma di masa lalu dalam hal bisnis, sering-seringlah bergaul dengan orang yang sudah berhasil di bidang bisnis. Anda juga bisa datang ke psikiater untuk diterapi. Sekarang ini banyak sekali metoda terapi yang bisa menyembuhkan dalam waktu cepat, seperti NLP, EFT, SEFT, hypnotherapy, NAC dan lain-lain Terapi tersebut bisa sangat cepat bahkan hanya dalam waktu 5 menit.
Atau anda juga bisa menghubungi saya. Saya sendiri telah belajar tentang SEFT dan NLP. Hasilnya sungguh powerful dan di luar dugaan saya. Jika anda memiliki trauma, fobia (misalnya takut ketinggian, takut binatang, dll) anda juga boleh menghubungi saya untuk diterapi. Anda bisa menghubungi lewat 022 91207872 atau 081322424343.
Sunday, September 26, 2010
Menikmati Perjuangan
Seringkali kita mendengar istilah “Hidup ini penuh perjuangan”. Semboyan ini memang bagus, akan tetapi dalam prakteknya kurang nikmat. Jika kita punya prinsip “hidup ini penuh perjuangan” maka sepanjang hidup kita akan terus berjuang.
Apakah dalam hidup ini kita mesti berjuang? Tidak. Terkadang dalam hidup ini kita harus menikmati. Hidup harus kita nikmati. Ketika kita makan, apakah harus berjuang? Ketika kita bernafas, apakah harus berjuang? Betapa melimpahnya oksigen yang ada di dunia ini, tetapi kita tidak harus memperjuangkannya untuk mendapatkannya.
Kapan anda terakhir menikmati pernafasan anda? Kapan anda terakhir menikmati minuman anda? Kapan anda terakhir memandang pasangan hidup anda lebih dari 3 menit? Kapan anda terakhir makan dan konek dengan makanan anda? Jika anda muslim, kapan anda terakhir shalat dan menikmati shalat anda?
Terkadang karena kita terlalu fokus pada perjuangannya, kita lupa menikmati hidup ini. Berjuang, itu harus… tetapi jangan lupa menikmati hasilnya. Jika perlu carilah sisi kenikmatan dari perjuangan anda, sehingga hidup anda tidak jenuh, karena otak manusia hanya didesain untuk mencari nikmat dan menghindari sengsara.
Arnold Schwarzenegger ketika melakukan latihan binaraga sampai tangannya merasa sakit. Dia mengatakan bahwa sakit itu nikmat. Dia memikirkan nantinya akan sengsara jika tidak latihan, karena bakalan kalah dalam binaraga. Seandainya dia latihan sungguh-sungguh, maka dia akan bisa menikmati kemenangannya.
Saturday, September 25, 2010
Sudut Pandang
Ada istilah map tidak sama dengan territory. Bisa dikatakan peta tidak sama dengan daerah. Maksudnya di sini adalah map adalah sesuatu yang ada di fikiran kita, sementara territory adalah keadaan di luar diri kita. Apa yang ada di luar diri kita merupakan kebenaran, sementara apa yang ada di dalam fikiran kita hanyalah persepsi tentang kebenaran.
Persepsi tentang kebenaran ini selalu berbeda pada setiap orang. Antara satu orang dengan yang lain memiliki peta yang berbeda. Karena itulah setiap orang haruslah bisa memahami peta orang sekitarnya. Suami istri yang bertengkar disebabkan mereka memiliki peta yang berbeda. Mereka tidak mau melihat peta dari sudut pandang pasangannya.
Jika anda ingin menghindari pertengkaran dengan orang lain, pahamilah peta orang lain. Seorang perampok, memang perbuatannya salah. Akan tetapi tetap saja ada sisi dari kebenaran dari pandangan dia. Mungkin dia harus menghidupi anak dan istrinya.
Ada sebuah sekolah mengadakan piknik ke suatu tempat. Ada 2 orang yang naik bus yang sama, berangkat bersama, bahkan ketika menginap juga di tempat yang sama, selain itu mereka berdua selalu bersama-sama ketika piknik tadi. Ada yang aneh dari mereka, ketika mereka disuruh menceritakan piknik tadi, ternyata berbeda. Ini menunjukkan bahwa peta mereka berdua berbeda.
Untuk itulah anda jangan merasa selalu bisa. Selalulah open mind dengan ilmu orang lain. Karena bisa jadi dari sudut pandang orang lain semuanya akan jadi lebih mudah, masalah-masalah lebih mudah terselesaikan. Mungkin masalah yang kita miliki sebenarnya sudah ada penyelesaiannya yang mudah, akan tetapi karena kita tidak mau terbuka dengan orang lain maka ilmu tersebut tidak pernah kita miliki.
Friday, September 24, 2010
Jujur
Salah satu sifat jujur yang terkenal adalah yang pernah dimiliki oleh Syekh Abdul Qadir Jaelani. Ketika masih kecil beliau disuruh oleh ibunya untuk menuntut ilmu. Ketika itu ibunya berpesan bahwa dia harus jujur.
Ketika dalam perjalanan menuntut ilmu, mereka dicegat oleh perampok. Perampok itu menodong Syekh Abdul Qadir yang masih kecil. Si perampok bertanya dengan kasar,”Apa yang kamu bawa?” . Abdul Qadir yang masih kecil menjawab,”Saya membawa uang sekian dinar di balik bajuku.” Mendengar apa yang diucapkan Abdul Qadir yang masih polo situ, perampoknya malah bengong.
Perampok kemudian bertanya,”Nak, selama ini kalau saya merampok orang, tidak ada yang mengaku satupun apa yang dia bawa. Kenapa kamu malah mengaku. Abdul Qadir menjawab,”Ibuku menyuruh saya berbuat jujur”. Mendengar jawaban polos dari anak kecil itu perampok bertanya,”kamu mau kemana?” Abdul Qadir menjawab ,”Saya hendak menuntut ilmu”. Setelah itu perampok melepaskan Abdul Qadir, karena merasa kagum dengan jawabannya.
Setelah sekian tahun berlalu, Abdul Qadir telah memiliki banyak ilmu. Beliau dikenal dengan sebutan Syekh Abdul Qadir Jaelani, kerena memiliki banyak murid. Salah satu muridnya adalah perampok yang pernah menodongnya.
Thursday, September 23, 2010
Perbandingan
Tidak ada kaya, tidak ada miskin, tidak ada besar, tidak ada kecil, tidak ada tua, tidak ada muda, tidak ada cantik, tidak ada jelek, tidak ada tampan, tidak ada panjang, tidak ada pendek, kecuali sudah dibandingkan dengan yang lain.
Seseorang yang memiliki penghasilan Rp 10 juta per bulan, kaya atau miskin? Tentu saja bisa dikatakan kaya jika dibandingkan orang yang memiliki penghasilan Rp 500 ribu per bulan. Tapi bisa jadi dia dikatakan miskin jika dibandingkan dengan orang yang memiliki penghasilan Rp 10 juta per hari. Bahkan dengan Rp 10 juta per bulan orang masih kesulitan jika harus memiliki mobil ferari. Pertama untuk membelinya juga tidak mampu, kedua biaya perawatannya bisa jadi Rp 10 juta per bulan. Ada juga orang tertentu, seandainya punya uang Rp 100 milyard maka orang ini akan merasa miskin dan kere. Kenapa? Karena orang ini adalah Donald Trumph, yang memiliki kekayaan Rp 60 trilliun.
Semuanya tergantung pada perbandingan. Untuk itu bersyukurlah terhadap apa saja yang anda miliki. Jika anda merasa miskin, sadarilah bahwa ada seseorang yang lebih miskin dari anda. Jika anda merasa berwajah jelek, syukurilah, ada orang di luar sana yang wajahnya lebih jelek dari anda, mungkin karena dia mengalami kecelakaan sampai wajahnya terbakar. Anda tidak usah merasa bodoh, karena di luar sana ada orang yang pasti lebih bodoh dari anda, buktinya sekarang anda bisa membaca. Di luar sana masih ada orang yang tidak bisa membaca.
Bolehkah kita membandingkan dengan yang lebih dari kita? Tentu saja boleh. Asalkan tujuannya supaya anda bersungguh-sungguh untuk mencontohnya. Anda boleh membandingkan dengan orang yang lebih pandai dari anda, supaya anda mau belajar kepada dia. Anda boleh membandingkan dengan orang yang lebih kaya dari anda supaya anda mau bersungguh-sungguh dalam berusaha mencari kekayaan. Yang terpenting jangan sampai anda membenci orang yang lebih sukses dari anda. Dekati dia, belajarlah dari dia supaya anda bisa seperti dia.
Wednesday, September 22, 2010
Motivasi Belajar 16
Cerita ini merupakan lanjutan bagian 15. Jika anda sama sekali belum membaca silakan masuk ke bagian 1. Ketika libur akhir semester 3, saya ingin lebih fokus pada fisika. Kalau matematika sudah pasti bisa. Maka saya lebih fokus pada fisika. Saya harus benar-benar mempelajari sebelum diajar oleh guru saya. Ya, libur satu minggu saya manfaatkan sebaik-baiknya. Ternyata bab awal di fisika adalah optic. Ketebalannya mencapai 40% dari ketebalan buku. Dalam satu minggu itu saya selesai mempelajari optic dan termodinamika. Saya telah menyelesaikan hampir 60% dari isi buku. Saya tinggal mempelajari 2 bab berikutnya yaitu gravitasi dan listrik statis.
Menjelang ujian akhir semester 4, saya kedatangan teman 2 orang teman di rumah saya. Dia adalah Totok wibisono bersama satu orang teman kelas saya. Dia membawa soal-soal ulangan fisika dari SMA Kauman. Dia berfikir, mungkin saja soalnya sama. Karena itu dia bertanya-tanya pada saya, bagaimana cara mengerjakannya. Saya langsung mengajari dan membahasnya. Saya bisa membahas semuanya tanpa harus membuka buku.
Totok sangat keheranan melihat cara saya membahas tanpa harus membuka buku. Dia bercerita sebelumnya sudah datang ke rumah Hadi Pornomo. Akan tetapi sampai di sana malah dimarahi sama Hadi, “Ngapain cari bocoran?” kemudian soalnya dilemparkan di bahwah kursi. Totok langsung mengambilnya dan pergi ke rumah Anita. Sampai di rumah Anita, Totok langsung dibantu oleh Anita. Akan tetapi Anita juga harus membuka buku, itupun masih ada bagian yang tidak terbahas.
Akhirnya tidak ada pilihan lain. Dia pergi ke rumah saya, walaupun rumah saya sangat jauh dibandingkan Hadi dan Anita. Awalnya Totok hanya meminta saya membahas soal yang yang tidak terbahas oleh Anita. Akan tetapi karena melihat saya membahas tanpa harus membuka buku lagi, maka dia ingin saya membahas semuanya. Dengan senang hati saya membahas semuanya.
Saya menceritakan kepada ibu saya, bahwasanya teman saya ini, sudah datang ke rumah 2 teman saya yang lain. Ketika di rumah Hadi dinilai negatif. Akan tetapi ibu saya tetap menilai positif saja kepada Totok. Ibu saya menganggap, bahawa Totok ini adalah orang yang mau berusaha. Buktinya dia berusaha mencari soal, berusaha mencari teman yang bisa menyelesaikannya. Bahkan dia berusaha sungguh-sungguh mendatangi 3 rumah temannya.
Pada akhirnya di semester 4 ini nilai fisika saya di raport adalah 9. Begitu juga dengan matematika, yaitu 9 (karena memang tidak ada nilai 10 di raport, sementara semua nilai adalah bilangan bulat). Di akhir semester 4 ini saya memperoleh rangking 4 di sekolah. Rangking 1 tetap Anita dan Rangking 2 tetap hadi pornomo.
Sebenarnya ada satu hal lagi yang akan saya ceritakan di semester 4 ini, akan tetapi ini saya tulis di bagian 17.
Tuesday, September 21, 2010
Bakat Dan Kemauan
Setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda, tergantung DNA nya masing-masing. Saya percaya terhadap sesuatu yang namanya bakat. Orang yang berbakat sangat mudah untuk berprestasi. Orang yang berbakat olah raga tentunya lebih mudah untuk meraih prestasi di bidang olah raga. Orang yang berbakat di bidang seni tentunya lebih mudah meraih prestasi di bidang seni. Orang yang berbakat di bidang matematika, tentunya sangat mudah untuk memperoleh prestasi di matematika.
Mungkin ada orang yang mempelajari sesuatu hal, membutuhkan waktu 2 tahun. Akan tetapi orang yang berbakat bisa mempelajarinya selama 2 minggu saja. Bahkan bisa kurang dari itu. Sungguh sangat mengerikan jika kita bersaing dengan orang yang berbakat.
Masalahnya adakah yang bisa mengalahkan bakat? Ternyata ada, yaitu kemauan. Kemauan yang kuat justru bisa mengalahkan bakat. Walaupun tidak berbakat jika seseorang mau berusaha, habis-habisan, memanfaatkan segala macam cara, maka orang itu akan berhasil. Semuanya akan bisa terkalahkan.
Yang jadi masalah, bagaimana caranya jika ada perbandingan bahwa orang yang tidak berbakat mungkin akan mempelajari selama 2 tahun, sementara orang berbakat bisa mempelajari selama 2 minggu? Sebenarnya ini hanyalah perbandingan jika orang yang berbakat tadi memiliki kemauan yang keras. Mungkin semuanya akan selesai dalam 2 minggu atau kurang. Mungkin orang yang berbakat tersebut akan belajar setiap hari 8 jam selama 2 minggu. Tentu saja dia telah mempelajari selama 112 jam. Sementara jarang sekali orang belajar 8 jam setiap hari selama 2 tahun berturut-turut. Paling dia hanya mempelajari setiap hari selam 1 jam. Itupun ada beberapa waktu dia libur. Anggap jika dia banyak libur, mungkin dia hanya belajar selama 300 hari dalam setahun. Maka karena dia mempelajari selama 2 tahun dia membutuhkan waktu 600 jam.
Jika orang yang tidak berbakat tadi punya kemauan kuat mungkin tiap hari dia akan belajar selama 12 jam. Jadi 600 jam yang ditempuhnya akan diselesaikan dalam 50 hari. Sementara orang yang berbakat tadi jika tidak memiliki kemauan kuat dia hanya belajar setiap hari 1 jam, sehingga untuk mencapai 112 jam, dia harus menyelesaiakan dalam 112 hari. Dari sini jelas, bakat bisa dikalahkan oleh kemauan.
Saya pernah melihat orang memiliki kemauan yang sangat kuat dalam internet marketing. Setiap hari dia belajar selama 20 jam selama 3 bulan berturut-turut. Jadi selama 3 bulan dia telah belajar selama 1800 jam. Setelah 2 tahun, orang ini memiliki penghasilan dari internet sebesar Rp 10 juta per hari. Sungguh dahsyat kemauan ini.
Seandainya cara ini diterapkan untuk menempuh yang 600 jam tadi, tentunya hanya membutuhkan waktu 20 hari saja. Jika dikerjakan oleh orang yang berbakat mungkin membutuhkan waktu 112 jam, sehingga jika setiap hari dia belajar 20 jam maka semuanya bisa diselesaikan kurang dari 6 hari. Jadi, idealnya anda punya bakat dan kemauan.
Monday, September 20, 2010
Rahasia Dahsyat Belajar
Ada seorang siswa bertanya kepada kakak kelasnya yang berprestasi, "berapa lama setiap hari belajar?". Kakak kelas menjawab,”Saya biasa saja dalam belajar.” Rupanya si adik kelas tidak puas. Si adik kelas ini percaya bahwa kakak kelasnya ini pasti bohong. Karena jelas kelihatan kakak kelas ini nilai pelajaranya bagus-bagus. Si adik kelas berusaha mencari cara bagaimana cara kakak kelasnya belajar. Dia seringkali bertanya, tetapi jawabannya sama saja.
Lama kelamaan si adik kelas ini bosan. Akan tetapi ketika melihat kakak kelasnya ini nilai matematikanya banyak yang 9, bahkan 10, dia penasaran lagi. “Kak, pasti tiap hari belajarnya sampai 5 jam ya?” Kakak kelasnya hanya menjawab,”Engga, paling hanya 2 jam saja.” Si adik kelas kebingungan. Dia masih kurang yakin. Dia menanyakan kepada kakak kelasnya berulang-ulang. Akan tetapi jawaban kakak kelasnya sama saja.
Beberapa waktu kemudian, karena dilanda penasaran lagi si adik kelas mengambil kesimpulan. Kalau si kakak kelas nilainya bagus, pastilah dulu dia jam belajarnya banyak, sehingga dia memetik buahnya di saat ini. Kebetulan kakak kelasnya sudah kelas 3 SMA. Pastilah dulu waktu kelas 1 dan 2 si kakak kelas sangat rajin belajar. Mungkin tiap hari sampai 5 jam. “Kak, kalau begitu dulu waktu masih kelas 1 dan 2 SMA kakak belajarnya setiap hari sampai 5 jam ya?” kakak kelasnya hanya menjawab,”Engga. Memang sih, saya dulu lebih rajin, tapi tidak sampai 5 jam gitu.”
Si adik kelas sebenarnya masih kurang percaya. Dia tetap mencari tahu jawaban yang sebenarnya. Dia mencoba menemui saudara dari kakak kelasnya ini, menemui ayah ibunya, menemui pembantunya untuk mencari tahu jawaban sebenarnya. Ternyata mereka semua memiliki jawaban yang berbeda-beda. Memang di antara mereka ada yang mengatakan bahwa kakak kelasnya ini sangat rajin belajar, bahkan sampai 7 jam sehari. Jadi mana yang benar?
Cerita di atas hanyalah cerita yang saya buat sendiri, akan tetapi yang terpenting anda bisa mengambil kesimpulan dari kondisi ini.
1. Orang yang rajin belajar nilainya tentu akan baik. (Ini kesimpulan yang semua orang pasti tahu)
2. Jika saat ini orang tidak begitu rajin, tetapi nilainya baik, maka ada 2 kemungkinan
a. Orang ini punya pengalaman belajar yang baik. Jadi orang ini dulunya rajin, sehingga dia memetik kemudahan belajarnya saat ini. Dengan demikian jika saat ini dia sedikit belajar maka nilainya tetap baik.
b. Kemungkinan orang ini memang memiliki IQ yang tinggi. (yang ini mungkin tidak bisa anda usahakan. Anda hanya bisa mengusahakan yang a)
3. Jika orang nilai-nilainya bagus masih mengatakan dulu juga saya belajarnya biasa-biasa saja. Maka ada beberapa kemungkinan
a. Orang ini sengaja tidak mengaku, karena takut tersaingi
b. Orang ini sebenarnya jujur, hanya saja dulu waktu belajarnya dia merasa nyaman, sehingga dia tidak merasakan bahwa dulu dia sering berlama-lama dalam belajar.
c. Banyak orang yang lupa perjuangannya di masa lalu. Dia merasa bahwa dulunya dia tidak berjuang. Hal ini disebabkan saat ini jika orang tersebut berusah sedikit saja hasilnya sudah signifikan. Akhirnya dia mengajarkan kepada anaknya hal yang sama, anehnya anaknya tidak seberhasil dia. Makanya banyak lulusan ITB yang anaknya gagal masuk ITB.
4. Sudut pandang setiap orang berbeda-beda, semuanya hanya persepsi. Terbukti tadi si adik kelas ketika bertanya kepada pembantu, saudara, ayah ibunya jawabannya berbeda-beda. Jawaban mereka bukanlah jawaban sebenarnya, itu hanya persepsi mereka saja. Bahkan ada orang yang memiliki persepsi terhadap diri sendiri yang salah. Dia merasa tidak berjuang, karena dia begitu menikmati perjuangannya.
Sunday, September 19, 2010
Apapun Bisa Dipelajari
Banyak hal yang bisa kita pelajari. Terkadang kita tidak bisa, dan langsung mengambil kesimpulan bahwasanya kita tidak berbakat. Bukannya dia tidak berbakat, akan tetapi kurang sungguh-sungguhnya dalam belajar.
Biasanya kemampuan orang belajar, sangat dipengaruhi oleh masa lalu. Jika masa lalunya rajin belajar maka sekarang juga akan mudah dalam belajar. Jika masa lalunya jarang belajar maka sekarang ini pasti kemampuan belajarnya lemah. Ini berarti jika sekarang kita bermalas-malasan dalam belajar maka di masa mendatang kemampuan belajar kita menurun. Jika kita sekarang rajin belajar maka di masa mendatang kemampuan belajar kita meningkat.
Saya seringkali menjumpai siswa di SMA yang kesulitan belajar matematika. Sebenarnya ini adalah akibat masa lalunya yang kurang baik. Saya tidak mengatakan bahwa dia bodoh atau IQ nya rendah. Biasanya saya hanya menanyakan bagaimana cara belajar matematikanya di SMP. Rata-rata mereka di SMP memang jarang latihan soal matematika. Mungkin disebabkan dianya yang jarang mengerjakan PR atau mungkin juga gurunya yang jarang mengajar dan memberi PR. Akibatnya kemampuan matematikanya ketinggalan dibandingkan dengan siswa lain.
Dengan kemampuan matematika SMP nya yang lemah ini maka dia pasti kesulitan mempelajari matematika SMA. Yang lebih parahnya dia menjadikan ini sebagai identitas diri bahwasanya dirinya tidak berbakat mempelajari matematika.
Ada siswa yang cukup pandai dalam bidang matematika. Sebenarnya mungkin IQ dia biasa-biasa saja, Akan tetapi sejak SD dan SMP dia begitu rajin mempelajari matematika sehingga menguasainya. Dengan demikian ketika di SMA dia sangat mudah mempelajari matematika. Bahkan orang mengatakan dia sangat berbakat di bidang matematika. Jika anda ingin mengetahui salah satu rahasia menguasai matematika, silakan klik disini.
Ini semua bisa diterapkan pada bidang lain. Jika anda merasa tidak bisa terhadap sesuatu hal, jangan merasa tidak berbakat. Bisa jadi anda belum tahu bagaimana cara orang yang sudah sukses belajar. Karena itul sering-sering bertemulah dengan orang sukses dan tanyakan bagaimana caranya belajar. Problemnya banyak orang suskes yang lupa pada masa lalu yang telah dia kerjakan. Karena biasanya orang sukses fokus pada kerja sekarang, bagaimana supaya dia bisa kerja dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian banyak juga orang yang sukses ketika ditanya “bagaimana caranya?” maka dia hanya mengatakan ,”biasa-bisa saja”. Ketika jawabannya seperti itu jangan langsung percaya, tetapi galilah lebih dalam.
Saturday, September 18, 2010
Belajar Detil
Ada orang-orang tertentu yang merasa tidak berbakat melakukan suatu hal. Misalnya, saya pernah punya seorang teman yang mengatakan,”Saya ini tidak berbakat memelihara binatang. Setiap binatang yang saya pelihara selalu mati. Memelihara ayam mati, memelihara ikan mati, memelihara kucing mati. Jadi sekarang kalau memelihara binatang, saya kasihan sama binatangnya, karena pasti mati di tangan saya.”
Apa yang dikatakan teman saya tersebut tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak sepenuhnya benar. Apa yang dikatakan memang fakta, jadi itulah kebenaran. Akan tetapi kalau dia mengklaim bahwa dirinya pasti tidak bisa memelihara binatang, dan binatangnya pasti mati di tangan dia, maka itu adalah suatu kesalahan.
Sebenarnya kalau teman saya masih mau belajar lagi, pasti dia bisa. Asalkan cara belajarnya yang tepat. Ketika saya bilang seperti itu dia masih mengatakan ,”Engga kok. Saya pernah membeli kelinci, terus saya bertanya kepada penjualnya, bagaimana cara merawatnya. Saya sudah melakukan apa yang diberikan, tapi akhirnya mati juga kelincinya”
Nah, inilah yang harus kita ketahui. Jika memang dia ingin bisa maka yang dilakukan adalah belajar detil. Bagaimana caranya belajar detil. Saya percaya bahwa apa yang dilakukan oleh teman saya itu memang mendekati benar. Dia sudah bertanya-tanya kepada penjual kelinci, bagaimana cara merawatnya. Biasanya penjual kelinci akan memberikan petunjuk kepada pembelinya, dan pembeli sudah bisa. Akan tetapi khusus teman saya ini mungkin ada bawaan tertentu yang menyebabkan dia kurang sabaran dalam memperlakukan kelinci. Misalnya cara memegang kelinci, rutinitas memberi makan dan sebagainya.
Jadi gimana caranya agar teman saya ini bisa memelihara kelinci? Seandainya teman saya ini mau membantu pengusaha kelinci, merawat kelincinya, jika perlu menawarkan diri bekerja tanpa digaji selama 2 bulan, maka dia pasti tahu persis cara memelihara kelinci. Saya jamin, pasti dia akan bisa. Dia tidak bisa karena waktu itu belajarnya kurang detil. Beda detil sedikit saja kadang hasilnya jauh berbeda, bagaikan bumi dan langit.
Metoda ini tidak hanya bisa diterapkan pada memelihara kelinci saja. Akan tetapi bisa juga diterapkan pada maslah lain, misalnya belajar matematika, belajar menjadi pengusaha, belajar internet marketing, belajar saham ataupun property.
Friday, September 17, 2010
Kerja Keras
Seringkali kita mendengar istilah kerja keras. Ini memang bagus diterapkan, akan tetapi ada hal yang lebih bagus, yaitu kerja cerdas. Yang lebih ideal adalah kerja keras dan cerdas. Jika anda ingin sukses anda harus mengutamakan kerja cerdas dulu, setelah itu baru kerja keras. Kalau kita mengutamakan kerja keras maka kita akan sibuk. Ketika sibuk kita sudah tidak bisa menentukan prioritas. Akibatnya sulit diarahkan untuk kerja cerdas.
Tentu saja mengandalkan kerja keras masih lebih baik dari pada anda bermalas-malasan tidak mau bekerja. Seorang karyawan pada umumnya melakukan kerja keras, sementara pengusaha kebanyakan melakukan kerja cerdas. Saya hanya mengatakan kebanyakan, tidak selalu begitu. Ada juga karyawan yang melakukan kerja keras, sementara ada juga pengusaha yang melakukan kerja keras. Karyawan yang mengutamakan kerja keras tanpa kerja keras akan sulit naik jabatan. Begitu juga pengusaha yang mengutamakan kerja keras tetapi tidak kerja cerdas maka bisnisnya sulit berkembang.
Orang yang kerja cerdas biasanya bisa mendelegasikan pekerjaan yang tidak penting. Dia memberikan pekerjaannya pada orang lain supaya bisa menggunakan waktunya untuk memperoleh informasi yang lebih penting. Untuk sukses, orang membutuhkan kuda tunggangan. Seorang karyawan yang berhasil naik gaji cepat, biasanya dia bisa mendelegasikan pekerjaannya kepada para bawahannya dan membentuk sistem yang sedemikian hingga bisa berjalan dengan baik. Apalagi para pengusaha, dia harus bisa mendelegasikan pekerjaannya pada orang lain. Jika tidak dia hanya menjadi self employee.
Thursday, September 16, 2010
Zona Nyaman
Ukuran kesuksesan tergantung pada seberapa jauh anda mau keluar dari zona nyaman anda. Apa itu zona nyaman? Zona nyaman adalah suatu kondisi di mana anda sudah merasa nyaman dalam kondisi itu, sehingga jika anda tidak berfikir panjang maka anda cenderung mempertahankannya.
Contohnya, ada karyawan yang gajinya sama dengan UMR. Sebenarnya kalau diamat-amati kelihatannya tidak nyaman. Akan tetapi dia merasakan bahawa bekerja di situ sudah cukup nyaman dibandingkan dengan keluar kerja. Padahal jika dia ingin sukses (memperoleh penghasilan besar) maka dia harus keluar dari perusahaan itu untuk mendirikan bisnis. Kenapa banyak karyawan yang melakukan hal ini? Karena ketika keluar kerja mereka takut tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal banyak orang di luar sana ketika dia dia dipecat dari tempat kerja, dia kebingungan. Ditambah lagi orang ini melamar ke sana kemari tidak diterima karena memang tidak punya ijazah. Karena tidak diterima akhirnya dia berdagang. Lama kelamaan perdagangannya besar, bahkan melebihi gajinya ketika kerja di perusahaan. Lama kelamaan makin besar sehingga banyak merekrut karyawan, bahkan karyawannya ada yang sarjana. Nah begitulah, dia memasuki zona tidak nyaman terlebih dahulu karena terpaksa. Haruskah anda masuk zona tidak nyaman karena terpaksa, setelah itu baru sukses? Bukankah lebih baik anda memasukinya engan sukarela baru setelah itu sukses?
Mungkin kesuksesan anda sudah dekat. Akan tetapi kesuksesan itu berada di luar zona nyaman anda. Dengan demikian anda dibutakan sehingga anda tidak memperoleh kesuksesan anda. Saya tidak selalu mengatakan bahwa sukses itu selalu kaya. Anda tentunya punya keinginan sukses tersendiri. Silakan anda cari, kalau tidak ketemu, mungkin kesuksesan anda berada di luar zona nyaman anda.
Wednesday, September 15, 2010
Motivasi belajar 15
Cerita ini merupakan lanjutan dari bagian 14, jika belum membaca sama sekali silakan buka di bagian 1. Ketika memasuki SMA 2 Tulungagung, saya bersama 4 orang teman saya yang SMP. Saya sendiri ketika mendaftar ke SMA 2 mengambil 3 formulir. Ketiga formulir itu adalah baut saya, Samsul Hadi dan Sulistyono. Samsul Hadi dan Sulistyono dulunya satu SD. Ketika SMP bersama dan sekarang memasuki SMA juga bersama. Akhirnya Samsul dan Sulis bersama-sama dalam satu kost. Saya sendiri tidak pernah kost. Saya langsung dari rumah yang jaraknya 13 km. Rumah samsul dan Sulis memang lebih jauh dari saya, sekitar 5 km dari rumah saya. Pantas saja mereka tidak nge-kost, karena jaraknya dengan sekolah sampai 18 km.
Di akhir kelas 1, Sulis pindah kost ke tempat lain yang lebih baik (lebih mahal). Karena tidak ada teman maka Samsul tidak nge-kost. Dia langsung berangkat dari rumah menuju ke sekolah dengan memakai sepeda pancalnya. Terus terang saya merasa kasihan melihatnya. Saya tidak bisa menolongnya karena waktu itu sepeda motor saya dipakai berdua, yaitu dengan kakak saya yang kelas 3. Begitu kakak saya sudah tidak ke sekolah (karena kelas 3 di akhir tahun ajaran pasti sudah beres terlebih dahulu), saya memberikan tawaran kepada samsul.
Saya mengajaknya bersama-sama dengan saya naik sepeda motor. Dia menggunakan sepeda pancalnya untuk datang ke rumah saya. Setelah itu ikut sepeda motor saya ke SMA 2 Tulungagung. Ya begitulah, selama di kelas 2 kami selalu bersama-sama ketika berangkat dan pulang. Kami terkadang juga belajar bersama-sama. Jadilah dia teman saya yang paling akrab.
Karena dia teman SMP saya, maka dia sangat mengenal saya. Melihat nilai-nilai ulangan saya yang berubah drastis dibandingkan dengan SMP maka dia banyak bertanya kepada saya. Dia memang dari dulu juga tahu ketika memasuki SMP nilai NEM saya juga terbaik. Ketika di SMP sendiri nilai saya mulai jatuh dia juga tahu. Bahkan waktu itu kurang percaya kalau nilai saya jatuh. Tapi setelah saya tunjukkan, dia baru percaya. Ketika di kelas 3 SMP dia berada satu kelas dengan saya. Ketika di kelas 3 SMP itulah nilai saya mulai merangkak naik lagi.
Nah yang dia curigai ketika di SMA kenaikannya jauh berbeda. Di semester 3, nilai ulangan matematika selama 4 kali nilai saya selalu 100. Ini yang membuatnya curiga. Bagaimana cara belajarnya? Dengan maksud memotivasi dia akhirnya saya membuka rahasia saya belajar. Tapi saya mengingatkan, jangan diceritakan kepada orang lain. Akhirnya sejak saat itu dia sering menanyakan kepada saya tentang matematika dan fisika.
Dalam bidang matematika jelas nilai saya lebih baik. Tapi aneh, walaupun saya sering mengajari dia fisika, nilai fisika dia lebih tinggi dari saya. Saya pernah melihat kertas ulangan dia. Dia menanyakannya kepada saya kesalahannya. Pas saya lihat ternyata kesalahan yang ada adalah salah pengoreksian, sehingga saya suruh dia protes ke gurunya. Jadinya dia malah dapat 100. Sementara kesalahan saya adalah kurang telitinya dalam hitungan. Mungkin saat itu saya salah dalam memilih identitas diri. Saya menganggap diri saya tidak teliti.
Ketika menerima raport semester 3 nilai Fisika Samsul di raport adalah 9 sementara punya saya adalah 8. Karena kondisi ini saya mengambil langkah berikutnya untuk menghadapai semester 4. Kebetulan di semester 4, kredit untuk fisika adalah 6 (di semester 3 hanya 4). Jadi saya tidak boleh main-main lagi denga fisika. (padahal sebelumnya juga tidak main-main).
Berlanjut ke bagian 16
Tuesday, September 14, 2010
Berkeliling Dunia
Ada pepatah yang mengatakan bahwa berkeliling dunia harus dimulai dengan satu langkah. Memang benar walaupun pada akhirnya anda naik pesawat terbang maka anda harus memulainya dengan jalan kaki terlebih dahulu, minimal berjalan kaki ketika anda menuju ke pesawat terbangnya.
Ada pertanyaan,”Bagaimana cara memakan gajah?” Mungkin pertanyaan terkesan aneh dan tidak masuk akal. Mana mungkin manusia bisa memakan gajah sebesar itu? Akan tetapi semuanya bisa jadi mungkin. Manusia tentunya bisa menyembelih gajah, kemudian memotongnya kecil-kecil. Dia bisa memakannya satu suap demi satu suap. Sisanya yang belum dimakan bisa diawetkan. Lama-kelamaan pastilah gajah itu akan habis. Walaupun gajahnya adalah gajah berukuran besar dan yang memakannya adalah orang yang kerdil, maka pastilah suatu saat akan habis.
Anda boleh punya cita-cita yang besar, bahkan cita-cita yang tidak masuk akal, akan tetapi cara menempuhnya harus masuk akal. Anda bisa memecahnya menjadi cita-cita yang kecil-kecil sedemikian hingga semuanya menjadi masuk akal untuk menempuhnya.
Seringkali dalam hal belajar siswa ingin memperoleh hasil yang instan. Dia melihat pelajaran yang begitu banyaknya sehingga ingin cepat-cepat bisa semuanya. Akan tetapi ingatlah bahawa setiap orang yang sukses selalu melalui proses yang panjang. Dia adalah orang yang sudah bertahun-tahun sangat rajin, sehingga ketika sekarang kelihatan mudah dalam belajar, itu semua memang merupakan buah dari kebiasaan di masa lampau.
Lihatlah air yang menetes mengenai batu. Jika air menetes tersebut terus menerus maka suatu saat batu tersebut akan berlubang. Walaupun air adalah benda cair yang terlihat lemah maka dia bisa melubangi batu yang keras sekalipun.
Monday, September 13, 2010
Elang Dan Lebah
Suatu hari ada seekor burung elang yang bermalas-malasan. Tidak berapa lama burung elang ini melihat seekor lebah yang hinggap dari satu pohon ke pohon yang lain. Terkadang lebah ini juga menghisap madu dari bunga yang satu ke bunga yang lain. Melihat hal itu, si elang yang sedang bermalas-malasan keheranan.
Elang penasaran dan bertanya, “Hai lebah, kenapa kamu sibuk sekali,apa yang kamu kerjakan?” Si lebah menjawab, “Kami sedang membuat sarang dan mengumpulkan madu”. Si elang balik bertanya, “Umurmu kan sangat pendek, kenapa tidak kamu nikmati dengan bersenang-senang saja. Kenapa kamu mesti membuat sarang?” Lebah menjawab,”Justru umur kami yang pendek, kami harus memanfaatkan sebaik-baiknya. Kami harus bekerja keras agar sarang yang kami buat besar dan kokoh”. Si elang masih penasaran lagi,”Bukankah setelah sarang jadi kamu juga tidak bisa menikmatinya. Kenapa kamu mesti membuat seperti itu?” Si lebah berkata,”kasihan sekali kamu elang yang berumur panjang, kamu tidak pernah meninggalkan sesuatu atau memberikan sesuatu buat yang kamu tinggalkan. Kami melakukan semua ini agar pekerjaan kami dikenang oleh anak cucu kami.”
Pembaca yang budiman, seringkali orang akan lebih bahagia ketika bisa memberikan sesuatu kepada orang lain. Dalam suatu penelitian ada 2 kelompok orang yang masing-masing diberi uang. Kelompok pertama disuruh memakai uang tersebut untuk bersenang-senang, yaitu menonton film.. Kelompok kedua disuruh memakai uang tersebut untuk beramal, menolong orang anak-anak yatim. Ternyata yang kebahagiaannya lebih bertahan lama adalah yang menolong orang lain. Yang memakai buat menonton film memang senang, akan tetapi begitu film selesai, kesenangan mereka hilang begitu saja. Yang menggunakan uang untuk menolong anak-anak yatim mereka memang tidak merasakan kesenangan seperti yang menonton film. Akan tetapi kesenangan mereka justru bertahan dalam waktu yang lama.
Sunday, September 12, 2010
Balas Budi
Ada sebuah kisah seorang kaya raya yang baik hati. Dia banyak membantu orang sering membutuhkan.Para tetangga, saudara dekat. Saudara jauh ataupun orang lain banyak yang terbantu atas kebaikannya.
Suatu hari orang kaya ini mendadak memperoleh kesulitan dalam hidupnya. Akhirnya tidak ada pilihan lain kecuali harus minta bantuan pada orang lain. Dia mencoba meminta bantuan kepada orang-orang yang pernah ditolongnya. Akan tetapi tidak satupun dari orang yang pernah ditolong, mau membantu dia. Orang ini menjadi sedih, karena tidak ada satupun orang mau menolongnya. Dia berfikir bahwa orang-orang yang pernah ditolongnya tidak mau berbalas budi.
Dengan kondisi ini akhirnya dia berusaha menemui orang bijak. Dia mengadukan masalahnya kepada orang bijak tadi. Si orang bijak berkata,”Ada 3 hal yang harus kamu perhatikan. Yang pertama, kamu salah dalam menilai orang. Kamu berfikir bahwa orang yang akan kamu tolong suatu saat akan menolongmu. Ketika kamu mengharapkan hal itu, dan dia tidak mau menolongmu, maka kamu akan menderita. Yang kedua, jika kamu menolong orang, ajarkan kepadanya balas budi, karena ketika orang sedang ditolong, dia sangat mudah menerima masukan dari kita. Yang ketiga, jika kamu menolong, berfikirlah menolong dengan ikhlas, jangan berfikir menolong untuk mendapatkan balas budi”.
Saturday, September 11, 2010
Pertanggungjawaban Pribadi Atas Hidup
Pemenang ambil tanggung jawab dan pecundang menyalahkan. Kita bisa mengenali orang gagal dari mendengar omongannya. Orang gagal biasanya punya penyakit yang namanya BEJ.
B = Blame, artinya menyalahkan keadaan, seperti menyalahkan atasannya, menyalahkan orang tuanya, gurunya, teman-temannya, bahkan terkadang juga menyalahkan cuaca.
E = Excuses, yaitu segudang alasan-alasan untuk menyatakan kegagalannya. Seperti krisis ekonomi, atasan yang kurang mendukung, dan lain-lain masih banyak alas an yang dia ucapkan untuk menyatakan dirinya gagal.
J = Justify . Misalnya “Iya terang saja dia berhasil, dia menyuap sih”. Atau misalnya “Ya terang aja dia berhasil, orang tuanya kaya.” Dan masih banyak contoh yang lain lagi. Memang apa yang dikatakan itu mungkin memang ada. Akan tetapi walaupun ada yang menjadi alasan di sini bukan fakta atau fiktifnya alasan-alasan tadi, melainkan fokus yang kita pilih.
Coba perhatikan kisah kakak beradik yang jauh berbeda. Si kakak suka mabuk dan menjadi penjahat kambuhan . Sampai suatu saat dia membunuh orang. Ketika para wartawan ramai-ramai mewawancarai dia dan menanyakan kesadisannya itu. Dia menjawab “Sejak kecil bapak saya sering pulang larut malam dan kalah judi. Setelah sampai di rumah dia marah-marah sama mama. Dan tak lama kemudian mama saya menangis. Saya selalu dikecam dengan ketakutan dan muak dengan keadaan itu. Nah dalam kondisi keluarga seperti itu bagaimana saya bisa menjadi orang baik?”
Yang aneh, adik kandung dari penjahat tadi, menjadi eksekutif yang sangat sukses. Ketika ditanya kenapa bisa seperi itu maka dia menjawab ,” “Sejak kecil bapak saya sering pulang larut malam dan kalah judi. Setelah sampai di rumah dia marah-marah sama mama. Dan tak lama kemudian mama saya menangis. Saya selalu dikecam dengan ketakutan dan muak dengan keadaan itu, sehingga saat itu saya berjanji pada diri saya sendiri bahwa say tidak akan mengikuti kehidupan orang tua saya. Saya akan memberikan kehidupan yang tenteram kepada anak-anak saya, sehingga dia tidak mengalami seperti yang saya alami.
Jadi yang dimaksud dengan pemenang ambil tanggung jawab adalah apapun yang terjadi merupakan akibat baik secara langsung maupun tidak langsung dari kita sendiri. Untuk itu arahkan fokus anda untuk meraih kesuksesan-kesuksesan, bukan kegagalan-kegagalan.
B = Blame, artinya menyalahkan keadaan, seperti menyalahkan atasannya, menyalahkan orang tuanya, gurunya, teman-temannya, bahkan terkadang juga menyalahkan cuaca.
E = Excuses, yaitu segudang alasan-alasan untuk menyatakan kegagalannya. Seperti krisis ekonomi, atasan yang kurang mendukung, dan lain-lain masih banyak alas an yang dia ucapkan untuk menyatakan dirinya gagal.
J = Justify . Misalnya “Iya terang saja dia berhasil, dia menyuap sih”. Atau misalnya “Ya terang aja dia berhasil, orang tuanya kaya.” Dan masih banyak contoh yang lain lagi. Memang apa yang dikatakan itu mungkin memang ada. Akan tetapi walaupun ada yang menjadi alasan di sini bukan fakta atau fiktifnya alasan-alasan tadi, melainkan fokus yang kita pilih.
Coba perhatikan kisah kakak beradik yang jauh berbeda. Si kakak suka mabuk dan menjadi penjahat kambuhan . Sampai suatu saat dia membunuh orang. Ketika para wartawan ramai-ramai mewawancarai dia dan menanyakan kesadisannya itu. Dia menjawab “Sejak kecil bapak saya sering pulang larut malam dan kalah judi. Setelah sampai di rumah dia marah-marah sama mama. Dan tak lama kemudian mama saya menangis. Saya selalu dikecam dengan ketakutan dan muak dengan keadaan itu. Nah dalam kondisi keluarga seperti itu bagaimana saya bisa menjadi orang baik?”
Yang aneh, adik kandung dari penjahat tadi, menjadi eksekutif yang sangat sukses. Ketika ditanya kenapa bisa seperi itu maka dia menjawab ,” “Sejak kecil bapak saya sering pulang larut malam dan kalah judi. Setelah sampai di rumah dia marah-marah sama mama. Dan tak lama kemudian mama saya menangis. Saya selalu dikecam dengan ketakutan dan muak dengan keadaan itu, sehingga saat itu saya berjanji pada diri saya sendiri bahwa say tidak akan mengikuti kehidupan orang tua saya. Saya akan memberikan kehidupan yang tenteram kepada anak-anak saya, sehingga dia tidak mengalami seperti yang saya alami.
Jadi yang dimaksud dengan pemenang ambil tanggung jawab adalah apapun yang terjadi merupakan akibat baik secara langsung maupun tidak langsung dari kita sendiri. Untuk itu arahkan fokus anda untuk meraih kesuksesan-kesuksesan, bukan kegagalan-kegagalan.
Friday, September 10, 2010
Kegigihan
Semakin besar atau semakin mulia sasaran kita semakin besar, maka akan semakin gigih kita dalam memperjuangkannya. Semakin kecil sasaran kita, maka perjuangan kita akan semakin untung-untungan dalam memperjuangkannya.
Bayangkan ketika jaman perang kemerdekaan Indonesia. Walaupun mereka berjuang menngunakan bambu runcing maka mereka begitu sungguh-sungguh untuk berjuang memperebutkan kemerdekaan, walaupun musuhnya menggunakan senjata lengkap. Karena mereka memperjuangkan hal yang lebih besar, yaitu bangsa. Begitu juga ketika nenek moyang kita mendirikan candi Borobudur, mereka berusaha keras untuk membangun bangunan yang begitu megahnya. Kenapa mereka mampu berbuat seperti itu? Karena mereka memperjuangkan hal-hal yang lebih tinggi, lebih mulia, dan lebih terhormat.
Di meksiko ada patung yang diberi nama in spite of. Artinya meskipun. Kenapa namanya demikian? Dulu sewaktu pemahat membuat patung itu, ada suatu kejadian yang menggangu dia. Di tengah pembuatan patung itu dia kecelakaan sehingga tangan kanannya harus diamputasi. Walaupun dia sudah tidak memiliki tangan kanan, dia tetap berusaha untuk menyelesaiakan pembuatan patung itu. Awalnya dia begitu kesulitan untuk mengerjakannya, namun lama-kelamaan dia terbiasa menggunakan tangan kirinya. Maka akhirnya patung itu selesai dan diberi nama in spite of yang artinya meskipun. Meskipun tangannya hanya sebelah kiri, dia mampu menyelesaiakan pembuatan patung itu.
Meskipun buta bethoven mahir menggubah lagu-lagu indah. Meskipun buta dan tuli hellen Keller berjuang untuk member bantuan pada orang-orang buta dan tuli yang lain. Meskipun hanya lulusan SMA, Anthony Robbin mampu menjadi pelatih sukses nomor satu di dunia, sehingga dia bisa memiliki murid murid besar, seperti Bill Clinton, Nelson Mandela, Michael Gorbachev, Michael Jordan, Lady Diana, Nelson Mandela dan masih banyak tokoh yang lainnya. Meskipun di usia 40 an masih menjadi montir yang kerjanya di bawah pohon, Henry Ford mampu mendirikan industry mobil yang terbesar di dunia pada zamannya. Meskipun masih menjadi tukang kayu ketika usianya sudah 30 an, William Edward Boeing mampu mendirikan industry pesawat terbang terbesar di dunia, yaitu Boeing. Meskipun hanya tidak tamat sekolah dasar, Konosuke Matsushita mampu mendirikan Industri elektronik yaitu Panasonic. Meskipun tidak memiliki tangan sama sekali, dan kakinya hanya tumbuh 10 cm, Nick Fujicic masih bisa berenang. Dan masih banyak meskipun-meskipun yang lainnya.
Bayangkan ketika jaman perang kemerdekaan Indonesia. Walaupun mereka berjuang menngunakan bambu runcing maka mereka begitu sungguh-sungguh untuk berjuang memperebutkan kemerdekaan, walaupun musuhnya menggunakan senjata lengkap. Karena mereka memperjuangkan hal yang lebih besar, yaitu bangsa. Begitu juga ketika nenek moyang kita mendirikan candi Borobudur, mereka berusaha keras untuk membangun bangunan yang begitu megahnya. Kenapa mereka mampu berbuat seperti itu? Karena mereka memperjuangkan hal-hal yang lebih tinggi, lebih mulia, dan lebih terhormat.
Di meksiko ada patung yang diberi nama in spite of. Artinya meskipun. Kenapa namanya demikian? Dulu sewaktu pemahat membuat patung itu, ada suatu kejadian yang menggangu dia. Di tengah pembuatan patung itu dia kecelakaan sehingga tangan kanannya harus diamputasi. Walaupun dia sudah tidak memiliki tangan kanan, dia tetap berusaha untuk menyelesaiakan pembuatan patung itu. Awalnya dia begitu kesulitan untuk mengerjakannya, namun lama-kelamaan dia terbiasa menggunakan tangan kirinya. Maka akhirnya patung itu selesai dan diberi nama in spite of yang artinya meskipun. Meskipun tangannya hanya sebelah kiri, dia mampu menyelesaiakan pembuatan patung itu.
Meskipun buta bethoven mahir menggubah lagu-lagu indah. Meskipun buta dan tuli hellen Keller berjuang untuk member bantuan pada orang-orang buta dan tuli yang lain. Meskipun hanya lulusan SMA, Anthony Robbin mampu menjadi pelatih sukses nomor satu di dunia, sehingga dia bisa memiliki murid murid besar, seperti Bill Clinton, Nelson Mandela, Michael Gorbachev, Michael Jordan, Lady Diana, Nelson Mandela dan masih banyak tokoh yang lainnya. Meskipun di usia 40 an masih menjadi montir yang kerjanya di bawah pohon, Henry Ford mampu mendirikan industry mobil yang terbesar di dunia pada zamannya. Meskipun masih menjadi tukang kayu ketika usianya sudah 30 an, William Edward Boeing mampu mendirikan industry pesawat terbang terbesar di dunia, yaitu Boeing. Meskipun hanya tidak tamat sekolah dasar, Konosuke Matsushita mampu mendirikan Industri elektronik yaitu Panasonic. Meskipun tidak memiliki tangan sama sekali, dan kakinya hanya tumbuh 10 cm, Nick Fujicic masih bisa berenang. Dan masih banyak meskipun-meskipun yang lainnya.
Thursday, September 9, 2010
Kerinduan Untuk Memberi
Setiap manusia dianugerahi bakat dan kemampuan khusus. Dari bakat dan kemampuan khusus tersebut manusia akan mengemban misi dan tugas khusus. Misi dan tugas khusus tersebut adalah memberi, memberi dan memberi.
Ada pepatah mengatakan,”kita hidup dari apa yang kita peroleh akan tetapi kita baru benar-benar membuat kehidupan melalui apa yang kita berikan”. Pernah ada penelitian terhadap sekelompok mahasiswa. Sekelompok mahasiswa ini mahasiswa ini di test sampel darahnya. Setelah itu para mahasiswa disuruh menonton perjuangan mother teresa ketika meolong orang-orang di Kalkuta India. hasilnya 99% mahasiswa menyatakan terharu. Setelah itu mereka di test lagi sampel darahnya, ternyata setelah menonton tersebut antibody para mahasiswa meningkat sebanyak 25%.
Sebenarnya Justru kita akan bahagia jika kita bisa membahagiakan orang lain, sebaliknya jika kita mengharapkan orang lain melakukan sesuatu untuk kita maka kita akan menderita, apalagi jika mereka ternyata tidak kunjung melakukannya, maka kita akan jauh lebih menderita.
Jika anda ingin bahagia, gantungkanlah pada sesuatu yang bisa kita kontrol. Jika kita menggantungkan sesuatu pada bagian yang di luar kontrol kita maka kita malah akan menderita. Apa yang ada pada diri kita, itu ada di dalam kontrol kita, tetapi apa yang ada pada orang lain itu adalah di luar kontrol kita. Kita akan bisa berbahagia jika kita menginginkan apa yang sudah kita dapatkan.
Ada pepatah mengatakan,”kita hidup dari apa yang kita peroleh akan tetapi kita baru benar-benar membuat kehidupan melalui apa yang kita berikan”. Pernah ada penelitian terhadap sekelompok mahasiswa. Sekelompok mahasiswa ini mahasiswa ini di test sampel darahnya. Setelah itu para mahasiswa disuruh menonton perjuangan mother teresa ketika meolong orang-orang di Kalkuta India. hasilnya 99% mahasiswa menyatakan terharu. Setelah itu mereka di test lagi sampel darahnya, ternyata setelah menonton tersebut antibody para mahasiswa meningkat sebanyak 25%.
Sebenarnya Justru kita akan bahagia jika kita bisa membahagiakan orang lain, sebaliknya jika kita mengharapkan orang lain melakukan sesuatu untuk kita maka kita akan menderita, apalagi jika mereka ternyata tidak kunjung melakukannya, maka kita akan jauh lebih menderita.
Jika anda ingin bahagia, gantungkanlah pada sesuatu yang bisa kita kontrol. Jika kita menggantungkan sesuatu pada bagian yang di luar kontrol kita maka kita malah akan menderita. Apa yang ada pada diri kita, itu ada di dalam kontrol kita, tetapi apa yang ada pada orang lain itu adalah di luar kontrol kita. Kita akan bisa berbahagia jika kita menginginkan apa yang sudah kita dapatkan.
Wednesday, September 8, 2010
Motivasi Belajar
Cerita berikut merupakan lanjutan dari bagian 13, jika anda belum membaca sama sekali silakan dilanjutkan di bagian 1. Semester 3 merupakan pengalaman yang memberikan kesan tersendiri buat saya. Di semester ini saya pertama kali mengikuti program A1 (sebutan lain untuk program IPA zaman dulu). Pelajaran matematika seminggu 6 jam, fisika 4 jam, kimia 4 jam. Cukup banyak pelajaran eksak. Waktu itu setiap mata pelajaran ada kreditnya. Kalau jumlah jamnya seminggu banyak maka kreditnya makin besar. Ini berarti matematika kreditnya 6, fisika 4 dan kimia juga 4.
Selain karena berada di program A1, saya sampai 2 kali ikut lomba, pertama IMO, dan yang kedua liga matematika unair. Walaupun keduanya gagal, tapi aku cukup puas, minimal jadi punya strategi buat tahun depan. Dengan ikut 2 lomba tadi, namaku makin dikenal di banyak anak. Ya, betapa tidak kalau siswa kesulitan belajar matematika, biasanya mereka menghubungi aku. Begitu juga dengan pelajaran fisika.
Menjelang pembagian raport semester 3, teman-teman sangat mengharapakan saya adalah rangking 1 di kelas fisika 3. Bukan mengharap, sebenarnya mereka menganggap saya pasti rangking 1. Saya sendiri juga bingung memperkirakan nilai saya. Memang jika dihitung dari sisi kredit, matematika dan fisika cukup besar, tetapi nilai-nilai saya untuk pelajaran lain tidak bagus. Boleh dikatakan saya nyaris tidak pernah belajar di luar matematika dan fisika.
Ketika raport dibagikan, di kelasku (fisika 3) yang mendapat rangking 1 adalah anita, sedangkan rangking 2 adalah Hadi Pornomo. Ternyata saya sendiri hanya mendapat rangking 11. Ya, lumayanlah ada peningkatan, karena sebelumnya saya rangking 13 di semester 2, yaitu di kelas 1-5. Sekalipun begitu saya juga agak kecewa. Walaupun rangking bukan target saya, tetapi ketika rangking saya rendah saya juga menderita. Apalagi ketika pulang, orang tua saya pasti kecewa lagi.
Ya, apa boleh buat, saya mesti menerima apa adanya hasil yang saya peroleh. Memang begitu kenyataannya. Selam di kelas 2 tadi, saya duduk sebangku bertiga. Yaitu saya, keke (widyo Nugroho) dan Didik Irfan. Teman-teman saya menganggap di antara kami bertiga yang paling pinter adalah saya. Tetapi kenyataannya rangkingnya yang paling jelek adalah saya, karena Keke rangking 3, Didik Irfan rangking 6, sedangkan saya rangking 11. Ha ha ha ….. memang beda ya kalau pinternya di 2 pelajaran yang ditakuti banyak orang. Setiap orang pasti menganggap saya yang paling pinter.
Tidak apalah saya menjadi rangking 11. Setidaknya saya tahu, untuk kepentingan yang lebih jauh kemampuan saya akan jauh lebih berguna. Untuk itu saya tetap bisa merasa percaya diri. Di kelas saya (fisika 3), yang memiliki kemampuan eksak paling menonjol adalah saya dan Hadi Pornomo. Jadi, kebanyakan teman-teman saya kalau mau bertanya bagaimana cara belajar yang benar, pasti bertanyanya ke hadi atau ke saya. Saya berfikir, kalau bertanya ke hadi wajar, karena dia rangking 2. Kakau bertanya ke saya? Buat apa? Saya kan rangking 11 ….. Tapi tidak apa-apa. Kalau teman-teman saya masih penasaran dengan rahasia saya, berarti saya masih punya nilai lebih dibandingkan teman-teman lain.
Saya tidak pernah memberitahukan kepada teman saya bagaimana cara saya belajar. Saya tidak pernah memberitahukan bahawa saya sudah mempelajari matematika kelas 2 dan 3 ketika masih kenaikan ke kelas 2. Kalau saya ditanya bagaimana cara saya belajar, maka saya hanya menjawab ,”Sepanjang waktu saya belajar.” Teman-teman saya kadang jadi bingung. Saya hanya menjelaskan,”Ya, setiap saat saya akan belajar, kecuali kalau ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Rahasia saya belajar matematika kelas 2 yang saya tutup akhirnya bocor juga kepada 1 orang. Tapi, orang tadi tidak pernah membocorkan rahasia saya ke teman lain, mungkin sampai hari ini saya membuat tulisan ini.
Siapakah dia? Dia adalah siswa kelas fisika 2. Dia termasuk orang yang sangat mengamati nilai-nilai anak yang bagus. Rupanya dia curiga melihat nilai saya. Bahkan dia pernah membanding-bandingkan dengan nilai wilis, atau teman lain yang cukup bagus nilainya di matematika.
Nilai raport saya untuk matematika adalah 9, begitu juga dengan Wilis dan Hadi. (Saat itu nilai raport selalu bilangan bulat, maksimal 9). Terus apa yang membedakan? Kenapa nilai 9 saya menjadi nilai yang mencurigakan? Rupanya teman saya tadi bukan mencurigai nilai raport, tetapi nilai ulangan harian matematika saya. Ya, nilai ulangan harian saya yang selalu terlihat sempurna, benar semua dan selalu 100. Walaupun kalau saya boleh jujur ada satu nilai yang bukan 100, tetapi guru saya tidak pernah mengumumkan nilainya. Malahan ada hal yang agak ganjil, ketika ulangan trigonometri, semua anak-anak nilainya jelek. Bahkan wilis mendapatkan nilai 25. Tetapi nilai saya tetap 100. Ini yang membuat satu orang ini curiga. Nama teman saya ini adalah Samsul Hadi. Siapakah dia? Silakan dilihat di bagian ke 15.
Selain karena berada di program A1, saya sampai 2 kali ikut lomba, pertama IMO, dan yang kedua liga matematika unair. Walaupun keduanya gagal, tapi aku cukup puas, minimal jadi punya strategi buat tahun depan. Dengan ikut 2 lomba tadi, namaku makin dikenal di banyak anak. Ya, betapa tidak kalau siswa kesulitan belajar matematika, biasanya mereka menghubungi aku. Begitu juga dengan pelajaran fisika.
Menjelang pembagian raport semester 3, teman-teman sangat mengharapakan saya adalah rangking 1 di kelas fisika 3. Bukan mengharap, sebenarnya mereka menganggap saya pasti rangking 1. Saya sendiri juga bingung memperkirakan nilai saya. Memang jika dihitung dari sisi kredit, matematika dan fisika cukup besar, tetapi nilai-nilai saya untuk pelajaran lain tidak bagus. Boleh dikatakan saya nyaris tidak pernah belajar di luar matematika dan fisika.
Ketika raport dibagikan, di kelasku (fisika 3) yang mendapat rangking 1 adalah anita, sedangkan rangking 2 adalah Hadi Pornomo. Ternyata saya sendiri hanya mendapat rangking 11. Ya, lumayanlah ada peningkatan, karena sebelumnya saya rangking 13 di semester 2, yaitu di kelas 1-5. Sekalipun begitu saya juga agak kecewa. Walaupun rangking bukan target saya, tetapi ketika rangking saya rendah saya juga menderita. Apalagi ketika pulang, orang tua saya pasti kecewa lagi.
Ya, apa boleh buat, saya mesti menerima apa adanya hasil yang saya peroleh. Memang begitu kenyataannya. Selam di kelas 2 tadi, saya duduk sebangku bertiga. Yaitu saya, keke (widyo Nugroho) dan Didik Irfan. Teman-teman saya menganggap di antara kami bertiga yang paling pinter adalah saya. Tetapi kenyataannya rangkingnya yang paling jelek adalah saya, karena Keke rangking 3, Didik Irfan rangking 6, sedangkan saya rangking 11. Ha ha ha ….. memang beda ya kalau pinternya di 2 pelajaran yang ditakuti banyak orang. Setiap orang pasti menganggap saya yang paling pinter.
Tidak apalah saya menjadi rangking 11. Setidaknya saya tahu, untuk kepentingan yang lebih jauh kemampuan saya akan jauh lebih berguna. Untuk itu saya tetap bisa merasa percaya diri. Di kelas saya (fisika 3), yang memiliki kemampuan eksak paling menonjol adalah saya dan Hadi Pornomo. Jadi, kebanyakan teman-teman saya kalau mau bertanya bagaimana cara belajar yang benar, pasti bertanyanya ke hadi atau ke saya. Saya berfikir, kalau bertanya ke hadi wajar, karena dia rangking 2. Kakau bertanya ke saya? Buat apa? Saya kan rangking 11 ….. Tapi tidak apa-apa. Kalau teman-teman saya masih penasaran dengan rahasia saya, berarti saya masih punya nilai lebih dibandingkan teman-teman lain.
Saya tidak pernah memberitahukan kepada teman saya bagaimana cara saya belajar. Saya tidak pernah memberitahukan bahawa saya sudah mempelajari matematika kelas 2 dan 3 ketika masih kenaikan ke kelas 2. Kalau saya ditanya bagaimana cara saya belajar, maka saya hanya menjawab ,”Sepanjang waktu saya belajar.” Teman-teman saya kadang jadi bingung. Saya hanya menjelaskan,”Ya, setiap saat saya akan belajar, kecuali kalau ada kegiatan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Rahasia saya belajar matematika kelas 2 yang saya tutup akhirnya bocor juga kepada 1 orang. Tapi, orang tadi tidak pernah membocorkan rahasia saya ke teman lain, mungkin sampai hari ini saya membuat tulisan ini.
Siapakah dia? Dia adalah siswa kelas fisika 2. Dia termasuk orang yang sangat mengamati nilai-nilai anak yang bagus. Rupanya dia curiga melihat nilai saya. Bahkan dia pernah membanding-bandingkan dengan nilai wilis, atau teman lain yang cukup bagus nilainya di matematika.
Nilai raport saya untuk matematika adalah 9, begitu juga dengan Wilis dan Hadi. (Saat itu nilai raport selalu bilangan bulat, maksimal 9). Terus apa yang membedakan? Kenapa nilai 9 saya menjadi nilai yang mencurigakan? Rupanya teman saya tadi bukan mencurigai nilai raport, tetapi nilai ulangan harian matematika saya. Ya, nilai ulangan harian saya yang selalu terlihat sempurna, benar semua dan selalu 100. Walaupun kalau saya boleh jujur ada satu nilai yang bukan 100, tetapi guru saya tidak pernah mengumumkan nilainya. Malahan ada hal yang agak ganjil, ketika ulangan trigonometri, semua anak-anak nilainya jelek. Bahkan wilis mendapatkan nilai 25. Tetapi nilai saya tetap 100. Ini yang membuat satu orang ini curiga. Nama teman saya ini adalah Samsul Hadi. Siapakah dia? Silakan dilihat di bagian ke 15.
Tuesday, September 7, 2010
Fokus Pada Solusi
Orang-orang sukses memiliki kelebihan satu cara, orang-orang yang gagal memiliki kelebihan satu alasan.
Ada suatu cerita ketika perusahaan sepatu di eropa mengirimkan sales manajernya di Afrika. Setelah sampai di Afrika sales manajer tadi terkejut karena orang di Afrika tidak ada yang memakai sepatu. Langsung saj dia kirimkan telex kepada bosnya, ”Bos kita tidak mungkin menjual sepatu di Afrika, orang di Afrika tidak ada yang memakai sepatu.” Setelah itu sales manajer tadi pulang ke Eropa.
Rupanya pemilik perusahaan sepatu tadi tidak puas. Dia mengirimkan sales manajernya yang lain. Sesampai di Afrika sales manajer tadi terkejut, karena orang Afrika tidak ada yang memakai sepatu. Langsung saja sales manajer tadi mengirimkan telex, karena saat itu belum ada telepon. “Bos, luar biasa. Ini kesempatan emas. Orang di sini belum ada yang memakai sepatu. Jadi ini peluang besar untuk menjual sepatu di sini.”
Lihatlah, kondisinya sama, tetapi cara mengambil kesimpulannya berbeda.
Seperti air minum kemasan Aqua, dulu orang berfikir mana mungkin kita menjual air bersih dalam kemasan sementara air ada di mana-mana? Akan tetapi pemiliknya memandangnya dari sudut pandang yang berbeda. Dia buat saja air minum kemasan yang diberi nama aqua, bahkan pada waktu itu harganya lebih mahal daripada bensin. Ternyata akhirnya laku juga. Bahkan walaupun merknya lain orang masih sering menyebut aqua.
Begitu juga kopiko. Ketika disurvey banyak orang yang mengatakan tidak mungkin laku. Tidak mungkin permen bisa menggantikan kopi. Untungnya yang punya tetap ngotot, sehingga terciptalah permen kopiko sampai sekarang. Hampir semua orang pernah merasakan kopiko. Termasuk anda bukan?
Ada suatu cerita ketika perusahaan sepatu di eropa mengirimkan sales manajernya di Afrika. Setelah sampai di Afrika sales manajer tadi terkejut karena orang di Afrika tidak ada yang memakai sepatu. Langsung saj dia kirimkan telex kepada bosnya, ”Bos kita tidak mungkin menjual sepatu di Afrika, orang di Afrika tidak ada yang memakai sepatu.” Setelah itu sales manajer tadi pulang ke Eropa.
Rupanya pemilik perusahaan sepatu tadi tidak puas. Dia mengirimkan sales manajernya yang lain. Sesampai di Afrika sales manajer tadi terkejut, karena orang Afrika tidak ada yang memakai sepatu. Langsung saja sales manajer tadi mengirimkan telex, karena saat itu belum ada telepon. “Bos, luar biasa. Ini kesempatan emas. Orang di sini belum ada yang memakai sepatu. Jadi ini peluang besar untuk menjual sepatu di sini.”
Lihatlah, kondisinya sama, tetapi cara mengambil kesimpulannya berbeda.
Seperti air minum kemasan Aqua, dulu orang berfikir mana mungkin kita menjual air bersih dalam kemasan sementara air ada di mana-mana? Akan tetapi pemiliknya memandangnya dari sudut pandang yang berbeda. Dia buat saja air minum kemasan yang diberi nama aqua, bahkan pada waktu itu harganya lebih mahal daripada bensin. Ternyata akhirnya laku juga. Bahkan walaupun merknya lain orang masih sering menyebut aqua.
Begitu juga kopiko. Ketika disurvey banyak orang yang mengatakan tidak mungkin laku. Tidak mungkin permen bisa menggantikan kopi. Untungnya yang punya tetap ngotot, sehingga terciptalah permen kopiko sampai sekarang. Hampir semua orang pernah merasakan kopiko. Termasuk anda bukan?
Monday, September 6, 2010
Kesempatan Ada Di Mana-Mana
Melihat Adanya Kesempatan Di mana-mana
Berdasarkan pepatah Cina, orang lemah menunggu kesempatan, orang pintar menciptakan kesempatan dan orang bijak memanfaatkan kesempatan.
Apakah anda lemah secara kemampuan?
Apakah anda lemah secara keuangan?
Apakah anda lemah dari sisi relasi?
Apakah suara anda kurang bagus untuk menyanyi?
Apakah anda tidak bisa menggambar?
Apakah anda lemah dari sisi matematika?
(masih banyak pertanyaan lagi)
Jika semua jawaban di atas adalah iya maka bukan berarti tertutup kemungkinan bagi kita untuk menunggu kesempatan. Kita bisa memanfaatkan kesempatan yang ada di sekitar kita. Segala sesuatu yang ada di depan kita bisa menghasilkan uang.
Sekarang perhatikan apa saja yang ada di depan anda. Mungkin anda melihat computer, meja, kursi, pensil atau apapun. Setiap benda yang kita lihat, pasti ada sumber incomenya. Misalnya baju anda. Siapa saja yang dapat uang dari baju anda ? Pembuat bajunya, yang menjualkan bajunya, pabrik kainnya, pabrik benangnya, yang menjualkan benangnya, yang memberikan warna dan lain-lain. Begitu banyaknya walaupun hanya dari satu bagian.
Mungkin anda bertanya ,”Kalau tai lalat?” ya ada peluang di situ. Sekarang ini ada operasi menghilangkan tai lalat, operasi menumbuhkan tai lalat dan lain-lain. Mungkin anda masih bertanya lagi, “Kalau kentut?” ya tentu ada peluangnya, orang yang baru dioperasi tidak boleh minum air sebelum kentut, sehingga jika orang ingin cepat kentut dia harus membeli obatnya. Kentut juga bisa dijadikan bahan humor yang lucu, sehingga bisa dimasukkan sebagai lawakan yang menghasilkan uang.
Yang lebih penting dari semuanya, anda harus bisa menciptakan nilai tambah. Dengan adanya nilai tambah ini maka orang akan bisa membutuhkan anda. Nilai tambah bisa berarti mendekatkan, memudahkan, membuat rasanya enak, dan lain-lain. Semuanya tergantung dari produk apa yang akan anda jual.
Berdasarkan pepatah Cina, orang lemah menunggu kesempatan, orang pintar menciptakan kesempatan dan orang bijak memanfaatkan kesempatan.
Apakah anda lemah secara kemampuan?
Apakah anda lemah secara keuangan?
Apakah anda lemah dari sisi relasi?
Apakah suara anda kurang bagus untuk menyanyi?
Apakah anda tidak bisa menggambar?
Apakah anda lemah dari sisi matematika?
(masih banyak pertanyaan lagi)
Jika semua jawaban di atas adalah iya maka bukan berarti tertutup kemungkinan bagi kita untuk menunggu kesempatan. Kita bisa memanfaatkan kesempatan yang ada di sekitar kita. Segala sesuatu yang ada di depan kita bisa menghasilkan uang.
Sekarang perhatikan apa saja yang ada di depan anda. Mungkin anda melihat computer, meja, kursi, pensil atau apapun. Setiap benda yang kita lihat, pasti ada sumber incomenya. Misalnya baju anda. Siapa saja yang dapat uang dari baju anda ? Pembuat bajunya, yang menjualkan bajunya, pabrik kainnya, pabrik benangnya, yang menjualkan benangnya, yang memberikan warna dan lain-lain. Begitu banyaknya walaupun hanya dari satu bagian.
Mungkin anda bertanya ,”Kalau tai lalat?” ya ada peluang di situ. Sekarang ini ada operasi menghilangkan tai lalat, operasi menumbuhkan tai lalat dan lain-lain. Mungkin anda masih bertanya lagi, “Kalau kentut?” ya tentu ada peluangnya, orang yang baru dioperasi tidak boleh minum air sebelum kentut, sehingga jika orang ingin cepat kentut dia harus membeli obatnya. Kentut juga bisa dijadikan bahan humor yang lucu, sehingga bisa dimasukkan sebagai lawakan yang menghasilkan uang.
Yang lebih penting dari semuanya, anda harus bisa menciptakan nilai tambah. Dengan adanya nilai tambah ini maka orang akan bisa membutuhkan anda. Nilai tambah bisa berarti mendekatkan, memudahkan, membuat rasanya enak, dan lain-lain. Semuanya tergantung dari produk apa yang akan anda jual.
Sunday, September 5, 2010
Kelebihan Orang Lain
Kemauan Melihat Yang Terbaik Pada Orang Lain
Tidak ada manusia yang yang memiliki kehebatan mutlak. Tidak ada manusia yang memiliki kelemahan mutlak. Sehebat apapun manusia pasti punya kelemahan. Dan selemah apapun manusia pasti punya kelebihan.
Manusia seperti potongan puzzle. Setiap puzzle pasti ada yang menjorok ke dalam dan ada yang menonjol keluar. Begitu juga dengan manusia. Setiap manusia pasti punya kelebihan (menonjol keluar) dan kekurangan (menjorok ke dalam). Tonjolan dan lekukan yang ada pada puzzle memang untuk saling melengkapi. Dengan cara seperti ini potongan puzzle bisa tertata erat. Begitu juga dengan kelebihan dan kekurangan manusia, semua itu tujuannya adalah agar saling melengkapi.
Jadi setiap manusia itu unik. Dengan cara ini hargai setiap kelebihan yang ada pada manusia. Kapan anda terakhir mengucapkan terima kasih kepada pembantu anda di rumah atau Office Boy di kantor? Kapan anda mengucapkan terima kasih kepada tukang parkir yang telah memberi anda tempat parkir? Mulai sekarang berlatihlah untuk mengucapkan terima kasih pada setiap orang yang berhubungan dengan kita, karena sekecil apapun, mereka pasti punya kelebihan yang berguna buat kita.
Coba kita tengok lebih jauh, pembantu adalah orang yang sangat berbahaya jika kita menyakiti hatinya. Bisa saja dia membubuhkan racun pada minuman kita jika sakit hati. Karena itu waspadalah, bukan berarti kita harus selalu curiga pada pembantu, tapi hargailah profesinya.
Jika kita bisa menghargai kelebihan orang lain, maka kelebihan itu sangat mudah masuk ke dalam diri kita. Jika kita tidak menghargai maka kelebihan itu akan sulit masuk ke dalam diri kita. Mungkin anda pernah bercerita tentang sesuatu yang lucu kepada teman. Akan tetapi teman anda mengatakan,”Saya sudah tahu ceritanya”. Ketika teman anda mengatakan begitu maka kita akan malas bercerita. Begitu juga dengan anda, jika ada teman yang bercerita dan anda mengatakan,”Saya sudah tahu” maka teman kita akan malas bercerita. Padahal ketika kita mengatakan saya sudah tahu, teman kita tidak menilai kita hebat.
Seandainya anda mau mendengar ceritanya, dan seolah-oleh anda merasa baru tahu, bisa jadi teman anda akan memberikan cerita berikutnya yang anda belum tahu. Dengan demikian koleksi cerita lucu anda akan bertambah. Jadi, sikap mau mendengar menyebabkan kita jadi lebih mudah mendapatkan ilmu.
Jika anda ingin punya perusahaan besar, sudah pasti anda harus merekrut banyak karyawan. Nah, jika kita tidak pernah melihat kelebihan mereka maka akan sangat sulit kita memiliki karyawan, dan akibatnya kita tidak akan memiliki perusahaan besar. Dengan menghargai mereka, bisa jadi mereka akan bekerja lebih baik, dan akan memberikan kemampuan terbaiknya kepada kita di luar dugaan kita. Menghargai mereka, memberikan ucapan terima kasih merupakan sesuatu yang sangat murah, yang menyebabkan mereka jauh lebih loyal kepada kita.
Tidak ada manusia yang yang memiliki kehebatan mutlak. Tidak ada manusia yang memiliki kelemahan mutlak. Sehebat apapun manusia pasti punya kelemahan. Dan selemah apapun manusia pasti punya kelebihan.
Manusia seperti potongan puzzle. Setiap puzzle pasti ada yang menjorok ke dalam dan ada yang menonjol keluar. Begitu juga dengan manusia. Setiap manusia pasti punya kelebihan (menonjol keluar) dan kekurangan (menjorok ke dalam). Tonjolan dan lekukan yang ada pada puzzle memang untuk saling melengkapi. Dengan cara seperti ini potongan puzzle bisa tertata erat. Begitu juga dengan kelebihan dan kekurangan manusia, semua itu tujuannya adalah agar saling melengkapi.
Jadi setiap manusia itu unik. Dengan cara ini hargai setiap kelebihan yang ada pada manusia. Kapan anda terakhir mengucapkan terima kasih kepada pembantu anda di rumah atau Office Boy di kantor? Kapan anda mengucapkan terima kasih kepada tukang parkir yang telah memberi anda tempat parkir? Mulai sekarang berlatihlah untuk mengucapkan terima kasih pada setiap orang yang berhubungan dengan kita, karena sekecil apapun, mereka pasti punya kelebihan yang berguna buat kita.
Coba kita tengok lebih jauh, pembantu adalah orang yang sangat berbahaya jika kita menyakiti hatinya. Bisa saja dia membubuhkan racun pada minuman kita jika sakit hati. Karena itu waspadalah, bukan berarti kita harus selalu curiga pada pembantu, tapi hargailah profesinya.
Jika kita bisa menghargai kelebihan orang lain, maka kelebihan itu sangat mudah masuk ke dalam diri kita. Jika kita tidak menghargai maka kelebihan itu akan sulit masuk ke dalam diri kita. Mungkin anda pernah bercerita tentang sesuatu yang lucu kepada teman. Akan tetapi teman anda mengatakan,”Saya sudah tahu ceritanya”. Ketika teman anda mengatakan begitu maka kita akan malas bercerita. Begitu juga dengan anda, jika ada teman yang bercerita dan anda mengatakan,”Saya sudah tahu” maka teman kita akan malas bercerita. Padahal ketika kita mengatakan saya sudah tahu, teman kita tidak menilai kita hebat.
Seandainya anda mau mendengar ceritanya, dan seolah-oleh anda merasa baru tahu, bisa jadi teman anda akan memberikan cerita berikutnya yang anda belum tahu. Dengan demikian koleksi cerita lucu anda akan bertambah. Jadi, sikap mau mendengar menyebabkan kita jadi lebih mudah mendapatkan ilmu.
Jika anda ingin punya perusahaan besar, sudah pasti anda harus merekrut banyak karyawan. Nah, jika kita tidak pernah melihat kelebihan mereka maka akan sangat sulit kita memiliki karyawan, dan akibatnya kita tidak akan memiliki perusahaan besar. Dengan menghargai mereka, bisa jadi mereka akan bekerja lebih baik, dan akan memberikan kemampuan terbaiknya kepada kita di luar dugaan kita. Menghargai mereka, memberikan ucapan terima kasih merupakan sesuatu yang sangat murah, yang menyebabkan mereka jauh lebih loyal kepada kita.
Saturday, September 4, 2010
Percaya Diri Adalah Semu
Jika kita berada di lingkungan orang-orang yang levelnya lebih rendah dari kita, biasanya kita akan percaya diri. Jika kita berada di lingkungan orang yang levelnya di atas kita maka kita akan cenderung merasa minder atau kurang PD. Biasanya memang PD ini bersifat semu. Tergantung pada lingkungannya.
Adakah percaya diri yang tidak semu atau sejati? Jawabannya ada. Kita bisa melakukan semua itu jika kita menyadari bahwa setiap manusia punya kelebihannya masing-masing. Larry King seringkali mewawancarai orang-orang hebat dalam talk shownya di Televisi. Akan tetapi dia tidak merasa minder. Apa rahasianya? Kata Larry King,”Orang-orang itu boleh hebat dalam bidangnya, tapi dalam membawa acara Talk Show seperti ini saya jauh lebih hebat.”
Nah, untuk itulah kita harus menyadari bahwa diri kita ini unik. Kita memiliki satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Begitu juga dalam menilai orang lain, kita harus menghargai setiap orang, karena orang lain juga memiliki sesuatu yang unik, lebih dari kita. Karena itulah kita harus bisa menghargainya.
Percaya diri akan lebih mudah ditumbuhkan sejak kecil. Apabila seorang anak kecil di SD nya cenderung juara 1 maka dia akan cenderung percaya diri. Dia akan merasa punya kemampuan lebih dibandingkan dengan yang lain. Sifat ini biasanya akan terbawa sampai dia di SMA, sampai kuliah bahkan sampai seumur hidup. Akan tetapi apakah seorang anak yang dari kecil PD sampai dewasa selalu PD?
Jawabannya adalah belum tentu. Ada kalanya seorang anak yang juara sejak SD, dia sangat percaya diri. Karena di SD nilainya bagus maka dia masuk ke SMP favorit. Sampai di sana dia menjumpai teman-temannya yang sangat pandai. Di situlah PD nya mulai luntur. Dengan cara seperti ini maka si anak harus kita beri sudut pandang yang lain supaya tetap PD. Misalnya,”Nak, sekarang kamu masuk SMP di sekolah yang ada di kota, sementara kamu dari desa, jadi sebenarnya kamu lebih hebat dari mereka”.
Adakah percaya diri yang tidak semu atau sejati? Jawabannya ada. Kita bisa melakukan semua itu jika kita menyadari bahwa setiap manusia punya kelebihannya masing-masing. Larry King seringkali mewawancarai orang-orang hebat dalam talk shownya di Televisi. Akan tetapi dia tidak merasa minder. Apa rahasianya? Kata Larry King,”Orang-orang itu boleh hebat dalam bidangnya, tapi dalam membawa acara Talk Show seperti ini saya jauh lebih hebat.”
Nah, untuk itulah kita harus menyadari bahwa diri kita ini unik. Kita memiliki satu kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain. Begitu juga dalam menilai orang lain, kita harus menghargai setiap orang, karena orang lain juga memiliki sesuatu yang unik, lebih dari kita. Karena itulah kita harus bisa menghargainya.
Percaya diri akan lebih mudah ditumbuhkan sejak kecil. Apabila seorang anak kecil di SD nya cenderung juara 1 maka dia akan cenderung percaya diri. Dia akan merasa punya kemampuan lebih dibandingkan dengan yang lain. Sifat ini biasanya akan terbawa sampai dia di SMA, sampai kuliah bahkan sampai seumur hidup. Akan tetapi apakah seorang anak yang dari kecil PD sampai dewasa selalu PD?
Jawabannya adalah belum tentu. Ada kalanya seorang anak yang juara sejak SD, dia sangat percaya diri. Karena di SD nilainya bagus maka dia masuk ke SMP favorit. Sampai di sana dia menjumpai teman-temannya yang sangat pandai. Di situlah PD nya mulai luntur. Dengan cara seperti ini maka si anak harus kita beri sudut pandang yang lain supaya tetap PD. Misalnya,”Nak, sekarang kamu masuk SMP di sekolah yang ada di kota, sementara kamu dari desa, jadi sebenarnya kamu lebih hebat dari mereka”.
Friday, September 3, 2010
Briefing Hidup
Seorang pilot sebelum menerbangkan pesawatnya harus mendapatkan briefing. Kemana arah terbangnya, terbang pada ketinggian berapa, berapa kecepatannya dan sebagainya. Nah dalam hidup ini sebenarnya kita juga seperti pilot pesawat. Kita harus tahu sasaran, bagaimana cata-cara menjalankan hidup ini dan sebagainya.
Dalam hidup ini, jika kita ingin mendapatkan hasil yang tinggi maka perjuangannyapun juga harus tinggi. Jika kita mengharapkan hasil yang rendah maka perjuangannyapun harus rendah. Bisa dikatakan semakin sulit kita mendapatkannya maka buah yang kita peroleh alan semakin manis. Di sini berlaku High risk high return. Jadi terserah kita mau memilih yang tinggi atau yang rendah atau yang sedang sedang saja.
Dalam buku 7 habit, ditulis tebarkanlah sikap maka kita akan menuai tindakan, tebarkanlah tindakan maka kita akan menuai kebiasaan, tebarkanlah kebiasaan maka kita akan menuai karakter, tebarkanlah karakter maka kita akan menuai nasib. Jadi bisa dikatakan bahwa nasib kita adalah buah dari sikap kita.
Apa beda antara sikap dan perilaku ? Sikap adalah cara kita memandang segala sesuatu secara mental, sedangkan perilaku adalah buahnya. Jika sikap kita x maka perilaku kita juga x. Jika sikap kita y maka perilaku kita akan y. Jadi sikap dan perilaku selalu sejajar dan sebangun
Dalam hidup ini, jika kita ingin mendapatkan hasil yang tinggi maka perjuangannyapun juga harus tinggi. Jika kita mengharapkan hasil yang rendah maka perjuangannyapun harus rendah. Bisa dikatakan semakin sulit kita mendapatkannya maka buah yang kita peroleh alan semakin manis. Di sini berlaku High risk high return. Jadi terserah kita mau memilih yang tinggi atau yang rendah atau yang sedang sedang saja.
Dalam buku 7 habit, ditulis tebarkanlah sikap maka kita akan menuai tindakan, tebarkanlah tindakan maka kita akan menuai kebiasaan, tebarkanlah kebiasaan maka kita akan menuai karakter, tebarkanlah karakter maka kita akan menuai nasib. Jadi bisa dikatakan bahwa nasib kita adalah buah dari sikap kita.
Apa beda antara sikap dan perilaku ? Sikap adalah cara kita memandang segala sesuatu secara mental, sedangkan perilaku adalah buahnya. Jika sikap kita x maka perilaku kita juga x. Jika sikap kita y maka perilaku kita akan y. Jadi sikap dan perilaku selalu sejajar dan sebangun
Thursday, September 2, 2010
Tipe Perasaan
Ada suatu cerita tentang sepasang suami istri. Suatu hari suami dari wanita ini berkata ,”Wahai istriku hari ini aku mendapatkan uang Rp 1 milyar”. Si istri tentu saja gembira. Akan tetapi suatu hari sang istri berkata,”Aku tidak tahu, kenapa ya aku merasa kurang bahgia.” Si Suami berkata,”Tenang ma, tenang, saya tahu masalahnya.”
Si suami akhirnya membelikan istrinya mobil BMW. Tentu saja si istri merasa senang. Akan tetapi tidak berapa lama si istri masih merasakan hal yang sama. Dia merasa kesepian juga. “Pa, saya tidak tahu, kenapa ya saya masih merasa kesepian”. Langsung saja suaminya berkata,”Tenang ma, tenang sebentar lagi saya akan mengajak mama jalan-jalan ke luar negeri”.
Si istri merasa senang juga diajak jalan-jalan ke luar negeri. Akan tetapi tidak berapa lama kesenangannya juga hilang. Sang suami mulai merasa bingung. Sampai suatu hari si suami mengikuti sebuah seminar. Di seminar itu dijelaskan 3 macam komunikasi ke otak, yaitu penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Sampai akhirnya dia menyadari bahwa tipe istrinya adalah perasaan.
Dia tahu bahwa tipe perasaan lebih suka disentuh, dibelai dan sebagainya. Akan tetapi dia tidak mau cara apa yang paling disukai istrinya. Hingga akhirnya dia bertanya kepada istrinya,”Sayangku, kapan kamu merasa paling kusayang?” Si istri menjawab ,”Pada saat kamu menggosok-gosok punggungku”. Akhirnya si suami mulai menggosok-gosok punggung istrinya.
Karena suami sering menggosok-gosok punggungnya, si istri merasa bahagia. Si istri akhirnya ngomong ,”Wah Pa, sekarang ini saya merasa senang sekali, hati saya begitu damai.” Si suami ngomong ,”Ooo gitu ya, jadi dengan digosok-gosok punggungmu gitu saja kamu merasa senang ya”. Kata istri,”Iya pa, kenapa tidak dari dulu-dulu begini Pa.” kata si papa ,”Iya-iya, dengan digosok-gosok saja sudah senang ma, …. Kalau begitu BMW nya boleh dijual ya ma?”
Pelajaran yang bisa diambil :
Kita harus mengerti apa kebutuhan pasangan hidup kita. Walaupun kita merasa sudah melakukan yang terbaik, belum tentu menurut pasangan hidup kita itu yang terbaik.Untuk itu gunakanlah ilmu bertanya. Tanyakan kepada pasangan hidup anda apa yang paling dia suka. Cari sesuatu yang anda mudah mencapainya, tapi itu sangat membahagiakan pasangan hidup anda.
Sumber : Seminar Life Revolution by TDW
Si suami akhirnya membelikan istrinya mobil BMW. Tentu saja si istri merasa senang. Akan tetapi tidak berapa lama si istri masih merasakan hal yang sama. Dia merasa kesepian juga. “Pa, saya tidak tahu, kenapa ya saya masih merasa kesepian”. Langsung saja suaminya berkata,”Tenang ma, tenang sebentar lagi saya akan mengajak mama jalan-jalan ke luar negeri”.
Si istri merasa senang juga diajak jalan-jalan ke luar negeri. Akan tetapi tidak berapa lama kesenangannya juga hilang. Sang suami mulai merasa bingung. Sampai suatu hari si suami mengikuti sebuah seminar. Di seminar itu dijelaskan 3 macam komunikasi ke otak, yaitu penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Sampai akhirnya dia menyadari bahwa tipe istrinya adalah perasaan.
Dia tahu bahwa tipe perasaan lebih suka disentuh, dibelai dan sebagainya. Akan tetapi dia tidak mau cara apa yang paling disukai istrinya. Hingga akhirnya dia bertanya kepada istrinya,”Sayangku, kapan kamu merasa paling kusayang?” Si istri menjawab ,”Pada saat kamu menggosok-gosok punggungku”. Akhirnya si suami mulai menggosok-gosok punggung istrinya.
Karena suami sering menggosok-gosok punggungnya, si istri merasa bahagia. Si istri akhirnya ngomong ,”Wah Pa, sekarang ini saya merasa senang sekali, hati saya begitu damai.” Si suami ngomong ,”Ooo gitu ya, jadi dengan digosok-gosok punggungmu gitu saja kamu merasa senang ya”. Kata istri,”Iya pa, kenapa tidak dari dulu-dulu begini Pa.” kata si papa ,”Iya-iya, dengan digosok-gosok saja sudah senang ma, …. Kalau begitu BMW nya boleh dijual ya ma?”
Pelajaran yang bisa diambil :
Kita harus mengerti apa kebutuhan pasangan hidup kita. Walaupun kita merasa sudah melakukan yang terbaik, belum tentu menurut pasangan hidup kita itu yang terbaik.Untuk itu gunakanlah ilmu bertanya. Tanyakan kepada pasangan hidup anda apa yang paling dia suka. Cari sesuatu yang anda mudah mencapainya, tapi itu sangat membahagiakan pasangan hidup anda.
Sumber : Seminar Life Revolution by TDW
Wednesday, September 1, 2010
Motivasi Sabar
Jika anda ingin belajar sabar, belajarlah dari orang-orang yang sudah sabar. Ada salah satu kisah nyata tentang orang yang cukup terkenal kesabarannya. Orang itu yang namanya W. Mitchel. Dia adalah seorang pemuda yang tampan, tinggal di Amerika, memiliki hobi naik sepeda motor besar.
Suatu hari dia menaiki sepeda motornya masuk ke jalan tol (di Amerika boleh). Dia mengendarai dengan kecepatan hampir 200 km/jam. Entah kenapa mendadak terjadi gangguan pada mesinnya, sehingga dia menengok ke bagian bawah, tepatnya ke bagian karburator. Tapi pa yang terjadi? Ketika dia melihat ke depan ternyata ada truk Mc Donald yang menghadang di depannya. Hanya dalam sepersekian detik dia gunakan refleknya, dia membanting setirnya dan sepeda motornya masuk ke dalam kolong truk.
Beruntung, dia tidak menabrak truk, akan tetapi wajahnya tergores aspal, sepeda motornya terbakar, dan tubuhnya juga terbakar 90%. Dia dibawa ke rumah sakit, dan dirawat di sana. Akan tetapi dia tidak minder. Wajahnya yang jelek karena tergores aspal malah dia jadikan sarana untuk menakut-nakutin perawatnya.
Setelah keluar dari rumah sakit, dia hidup seperti biasa, dia membangun bisnisnya sampai akhirnya go public. Dia juga menikah dengan perempuan yang cantik. Suatu hari dia naik helikopter pribadinya bersama 3 orang temannya. Mereka bepergian untuk menikmati indahnya pemandangan. Akan tetapi di perjalanan terjadi badai salju, sehingga saluran bahan bakarnya tersumbat salju. Malang tak bisa ditolak. Pesawatnya terjatuh, dan 3 orang temannya mati. W. Mitchel sendiri kondisinya sangat menyedihkan, tubuhnya lumpuh leher ke bawah, suaranya tidak bisa keluar karena syarafnya mati, tidak bisa bernafas kecuali memakai alat bantu, dan dia tidak bisa menelan makanan sehingga harus diinfus. Dia tidak bisa menggerakkan badannya kecuali dengan kedipan matanya.
Dengan kondisi seperti itu merawatnya berusaha berkomunikasi dengan dia. Dibuatnya bahasa isyarat, jika kedipan mata sekali berarti iya, dan kedipan dua kali berarti tidak. Dengan mengumpulkan 26 huruf abjad ditanyakan kepada dia hurufnya ini atau bukan, sehingga akhirnya terkumpul huruf-huruf dan terbentuklah kalimat. Dengan cara seperti ini maka komunikasi dengan W. Mitchell masih bisa dilakukan.
Saat itu dokter berkata, “Mulai hari ini kamu menjadi tumbuhan, hidupmu hanya tergantung pada belas kasihan orang lain”. Mendengar perkataan dokter dia bukannya tertekan, tapi dia malah tertantang. Dia menjawab perkataan dokter dengan bahasa isyaratnya,”Memangnya kamu Tuhan.” W. Mitchell menambahkan, bahwa dia akan keluar dari rumah sakit, dia akan bisa mandiri.
Istrinya pada awalnya masih setia. Akan tetapi setelah 3 minggu istrinya melarikan diri, mencairkan semua hartanya dan kabur dengan pria lain. Mendengar semua kejadian ini W. Mitchel bukan tertekan tetapi malah tertantang. Dia tidak putus asa, justru keinginannya untuk bisa mandiri makin kuat.
Suatu hari dia berkata kepada perawatnya, “Tolong alat bantu pernafasan saya dilepas”. Perawatnya ketakutan, dikiranya W. Mitchel mau bunuh diri. Akan tetapi W. Mitchel meminta terus-menerus dan meyakinkan kepada perawatnya bahwa dia hanya ingin latihan bernafas. Akhirnya sang perawat berusaha melepaskannya, sehingga W. Mitchel kesulitan bernafas. Setelah agak lama perawatnya memasangnya lagi. W. Mitchel merasa lega, akan tetapi dia meminta lagi adar alat bantu pernafasannya dilepas lagi. Sang perawat mencobanya sampai berkali-kali.
Setelah 14 hari ternyata W. Mitchel bisa bernafas tanpa alat bantu. Akhirnya W. Mitchel meminta kepada perawatnya agar disuapi makanan. Perawat tidak berani karena takut Mitchell tidak bisa menelan makanan, yang terburuk malah tidak bisa bernafas. Mitchel berusaha mencari cara agar perawatnya mau, dia minta supaya disuapi jus buah dulu. Akhirnya sang perawat mencobanya. Dia menyuapkan sedikit jus buah. Mitchel berusaha menelannya, akan tetapi dia kesulitan. Malahan sebagian keluar lagi lewat hidungnya.
Kejadian itu terus diulang-ulang, sampai hari ke 10 akhirnya dia bisa menelan makanan. Suatu hari dia mencoba berteriak-teriak. Perawatnya kaget, sehingga dia bertanya, “Ada apa?” Mitchel menjawab, “Engga saya hanya latihan bicara.” Tentu saja Mitchel mengucapkan ini dengan bahasa isyarat. Setelah itu Mitchel sering kedengaran berteriak-teriak. Sampai akhirnya setelah dicoba berkali-kali dia bisa berbicara. Dengan cara ini akhirnya komunikasi dengan Mitchel jauh lebih mudah.
Suatu hari Mitchel berbicara lagi kepada perawatnya. Dia minta supaya tangannya dibantu bergerak. Dia terus latihan menggerak-gerakkan tangannya. Sampai suatu saat tangannya bisa bergerak. Dia akhirnya bisa menggerakkan tangannya, sehingga bisa keluar dari rumah sakit dengan menggunakan kursi roda.
Begitulah perjalanan hidup W. Mitchel, dia bisa kembali hidup normal karena kesabarannya serta kemauannya yang kuat.
Suatu hari dia menaiki sepeda motornya masuk ke jalan tol (di Amerika boleh). Dia mengendarai dengan kecepatan hampir 200 km/jam. Entah kenapa mendadak terjadi gangguan pada mesinnya, sehingga dia menengok ke bagian bawah, tepatnya ke bagian karburator. Tapi pa yang terjadi? Ketika dia melihat ke depan ternyata ada truk Mc Donald yang menghadang di depannya. Hanya dalam sepersekian detik dia gunakan refleknya, dia membanting setirnya dan sepeda motornya masuk ke dalam kolong truk.
Beruntung, dia tidak menabrak truk, akan tetapi wajahnya tergores aspal, sepeda motornya terbakar, dan tubuhnya juga terbakar 90%. Dia dibawa ke rumah sakit, dan dirawat di sana. Akan tetapi dia tidak minder. Wajahnya yang jelek karena tergores aspal malah dia jadikan sarana untuk menakut-nakutin perawatnya.
Setelah keluar dari rumah sakit, dia hidup seperti biasa, dia membangun bisnisnya sampai akhirnya go public. Dia juga menikah dengan perempuan yang cantik. Suatu hari dia naik helikopter pribadinya bersama 3 orang temannya. Mereka bepergian untuk menikmati indahnya pemandangan. Akan tetapi di perjalanan terjadi badai salju, sehingga saluran bahan bakarnya tersumbat salju. Malang tak bisa ditolak. Pesawatnya terjatuh, dan 3 orang temannya mati. W. Mitchel sendiri kondisinya sangat menyedihkan, tubuhnya lumpuh leher ke bawah, suaranya tidak bisa keluar karena syarafnya mati, tidak bisa bernafas kecuali memakai alat bantu, dan dia tidak bisa menelan makanan sehingga harus diinfus. Dia tidak bisa menggerakkan badannya kecuali dengan kedipan matanya.
Dengan kondisi seperti itu merawatnya berusaha berkomunikasi dengan dia. Dibuatnya bahasa isyarat, jika kedipan mata sekali berarti iya, dan kedipan dua kali berarti tidak. Dengan mengumpulkan 26 huruf abjad ditanyakan kepada dia hurufnya ini atau bukan, sehingga akhirnya terkumpul huruf-huruf dan terbentuklah kalimat. Dengan cara seperti ini maka komunikasi dengan W. Mitchell masih bisa dilakukan.
Saat itu dokter berkata, “Mulai hari ini kamu menjadi tumbuhan, hidupmu hanya tergantung pada belas kasihan orang lain”. Mendengar perkataan dokter dia bukannya tertekan, tapi dia malah tertantang. Dia menjawab perkataan dokter dengan bahasa isyaratnya,”Memangnya kamu Tuhan.” W. Mitchell menambahkan, bahwa dia akan keluar dari rumah sakit, dia akan bisa mandiri.
Istrinya pada awalnya masih setia. Akan tetapi setelah 3 minggu istrinya melarikan diri, mencairkan semua hartanya dan kabur dengan pria lain. Mendengar semua kejadian ini W. Mitchel bukan tertekan tetapi malah tertantang. Dia tidak putus asa, justru keinginannya untuk bisa mandiri makin kuat.
Suatu hari dia berkata kepada perawatnya, “Tolong alat bantu pernafasan saya dilepas”. Perawatnya ketakutan, dikiranya W. Mitchel mau bunuh diri. Akan tetapi W. Mitchel meminta terus-menerus dan meyakinkan kepada perawatnya bahwa dia hanya ingin latihan bernafas. Akhirnya sang perawat berusaha melepaskannya, sehingga W. Mitchel kesulitan bernafas. Setelah agak lama perawatnya memasangnya lagi. W. Mitchel merasa lega, akan tetapi dia meminta lagi adar alat bantu pernafasannya dilepas lagi. Sang perawat mencobanya sampai berkali-kali.
Setelah 14 hari ternyata W. Mitchel bisa bernafas tanpa alat bantu. Akhirnya W. Mitchel meminta kepada perawatnya agar disuapi makanan. Perawat tidak berani karena takut Mitchell tidak bisa menelan makanan, yang terburuk malah tidak bisa bernafas. Mitchel berusaha mencari cara agar perawatnya mau, dia minta supaya disuapi jus buah dulu. Akhirnya sang perawat mencobanya. Dia menyuapkan sedikit jus buah. Mitchel berusaha menelannya, akan tetapi dia kesulitan. Malahan sebagian keluar lagi lewat hidungnya.
Kejadian itu terus diulang-ulang, sampai hari ke 10 akhirnya dia bisa menelan makanan. Suatu hari dia mencoba berteriak-teriak. Perawatnya kaget, sehingga dia bertanya, “Ada apa?” Mitchel menjawab, “Engga saya hanya latihan bicara.” Tentu saja Mitchel mengucapkan ini dengan bahasa isyarat. Setelah itu Mitchel sering kedengaran berteriak-teriak. Sampai akhirnya setelah dicoba berkali-kali dia bisa berbicara. Dengan cara ini akhirnya komunikasi dengan Mitchel jauh lebih mudah.
Suatu hari Mitchel berbicara lagi kepada perawatnya. Dia minta supaya tangannya dibantu bergerak. Dia terus latihan menggerak-gerakkan tangannya. Sampai suatu saat tangannya bisa bergerak. Dia akhirnya bisa menggerakkan tangannya, sehingga bisa keluar dari rumah sakit dengan menggunakan kursi roda.
Begitulah perjalanan hidup W. Mitchel, dia bisa kembali hidup normal karena kesabarannya serta kemauannya yang kuat.
Subscribe to:
Posts (Atom)