Sunday, July 5, 2009

Pengalamanku belajar

Sejak SMA saya hanya menyukai dua pelajaran, yaitu matematika dan fisika. Mungkin bagi orang-orang ini terasa aneh, "Ya memang, menurutku juga aneh". Aku sendiri juga tidak menyukai 2 pelajaran itu. Tapi aku tahu caranya supaya lebih menarik.
Matematika sebenarnya seperti permainan. Kalau kita bermain kalah terus-terusan, ya kita pasti ga suka permainan itu. Tapi kalau kita sering menang dalam permainan, kita pasti menyukai permainan itu. Dalam matematika juga terjadi seperti itu. Jika seseorang selalu tidak bisa dalam mengerjakan soal matematika maka dia akan bosan dengan matematika, tetapi jika dia sering bisa mengerjakannya maka dia akan terus menginginkan soal berikutnya sebagaimana orang yang sedang kehausan.

Gimana caranya ?
Saya akan menjelaskan bagaimana saya dulu tidak manyukai matematika, tapi akhirnya bisa masuk 10 besar olimpiade matematika tingkat nasional.

Dulu sewaktu saya masih SD, pelajaran bahasa Inggris dimulai ketika SMP, jadi selama di SD saya tidak pernah mepelajari bahasa Inggris. Waktu di kelas 1 SD saya pernah bertanya ke saudara sepupu saya yang sudah SMP. Eh gimana pelajaran bahasa Inggris, susah ya? Saudara sepupu saya mengatakan engga, yang paling susah matematika.

Saya kebingungan dan keheranan, setahu saya matematika gampang sekali (karena kelas 1 SD) yang ditanyakan paling cuma belajar penjumlahan dan pengurangan, banyak gambar-gambar yang terlihat seperti permainan. Sementara bahasa Inggris, selalu terlihat sulit, karena tiap sore menjelang magrib saya nonton film kartun yang semua pengantarnya bahasa Inggris. Dan tentu saja saya sama sekali ga ngerti bahasa Inggrisnya.

Tapi keadaan mulai berubah saat saya mulai masuk kelas 2, saat itu saya mulai diajar perkalian dua digit dikali satu digit, misalnya 26 x 8. Saya diajari caranya dan ga ngerti-ngerti. Saat itulah saya mulai merasakan matematika adalah pelajaran yang sulit. Keadaan mulai parah ketika saya kelas 3 SD, saya mulai belajar pembagian. Ketika diajari pembagian dengan mengunakan bagan bersusun (bahasa jawanya porogapit). Saya mulai tidak suka matematika.

Keadan makin parah ketika di awal kelas 4 SD saya sakit-sakitan. Waktu itu saya terkena sakit amandel. Saya hampir dioperasi, tinggal beberapa hari lagi. Tapi mendadak amandel saya mengecil karena diobati oleh seorang mantri (bukan dokter). Jadi operasinya ga jadi dech. Hebat juga mantri yang satu ini (kalau ga salah namanya pak yus atau siapa ya). Tapi ada cerita lain ni, pak yus melarang saya minum es. Sekali minum es amandel saya bisa membesar dan dioperasi. Saya juga tidak boleh kelelahan. Terus terang saya menahan diri untuk tidak minum es secuilpun sampai 5 tahun.
Saya menahan diri, bahkan ketika teman-teman saya bermain bola, saya tidak bisa ikut. Tetapi untuk yang satu ini saya tidak bisa menahan diri berlama-lama. Dan menurut saya olahraga malah menyebabkan badan jadi sehat. Di SD memang tidak kelihatan bakat saya di olahraga, tetapi ketika SMP saya mulai terlihat stamina saya ketika lari maraton. Saya mewakili sekolah saya sampai 2 kali.

Untuk masalah minum es, setalah 5 tahun menahan diri saya mulai minum sedikit demi sedikit. Alhamdulillah tidak terjadi apa-apa. Bahkan sekarang ini walaupun saya tinggal di Bandung (kata orang suhunya dingin sih, tapi kata saya engga), saya selalu minum es, bahkan makan sahur sekalipun saya selalu minum jus buah yang pake es.

(sori ngelantur). Terus gimana dengan belajar matematikanya?
Kelihatannya baru bisa saya tulis di postingan berikutnya.

BERSAMBUNG ke bagian 2

2 comments: