Wednesday, July 8, 2009

Pengalamanku belajar 3

Pada bagian sebelumnya (bagian 2) telah saya ceritakan saya memperoleh juara 3 tingkat kabupaten di lomba bidang studi matematika. Setelah itu saya memperoleh pembinaan dari depdikbud (departemen pendidikan dan kebudayaan) satu kali. Yang dibina hanya juara 1, 2, dan 3. Beruntunglah akau masih dapat pembinaan. Ketika itu terlihat, juara 1 dan 2 kemampuannya berimbang, sementara aku agak jauh di bawah. Bagi saya ini bukan pukulan, melainkan tantangan bagi saya. Harus saya buktikan bahwa saya nanti akan lebih baik.

Setelah itu saya tidak tahu lagi kapan kelanjutan lombanya. Akhirnya saya fokus pada Ebtanas. Saya belajar terus menerus, sampai akhirnya saya memperoleh nili NEM tertinggi se kecamatan Kalidawir.
Ketika saya mendaftar di SMPN Kalidawir, NEM saya menduduki peringkat pertama. Tapi setelah saya masuk SMP ini, saya mulai banyak masalah, mungkin karena mulai memasuki masa puber, mulai suka dengan lawan jenis, mulai ada ketertarikan, .... ya ya ya pokoknya gitu deh. Tapi terus terang saya tidak pernah berpacaran 1 kalipun ketika SMP.

Nilai-nilai saya di SMP mulai turun drastis. Tapi mungkin karena suasana belajar yang berbeda. Dulu ketika di SD dan guru saya memberi PR, saya tidak pernah memberi tanda di buku, baik berupa coretan/tulisan PR maupun lipatan di buku, tetapi saya selalu ingat.

Ketika di SMP saya melakukan hal itu, sampai di rumah saya tidak pernah ingat. Pas guru mengajar pada minggu depannya saya baru ingat, ya udah terlambat deh.
Mungkin karena ketika SD pengajarnya hanya 1 orang, mengajar berbagai bidang studi, sementara di SMP masing-masing pelajaran 1 guru, ini yang membuat pelajaran jauh menjadi lebih padat.

Nilai ulangan mendapat 4 sudah jadi hal biasa, terutama untuk pelajaran yang tidak ada hitungannya. Untuk matematika nilai saya bukanlah yang terbaik di sekolah, tapi tidak jelek-jelek amatlah. Saya hampir tidak pernah belajar matematika, tetapi saya masih memetik buah hasil belajar saya di SD yang begitu rajinnya, sehingga saya masih ok di bidang matematika.

Nilai saya lumayan parah selama 4 semester. Memang saat itu saya pernah kecanduan sandiwara radio, mulai dari saur sepuh (brama kumbara), tutur tinular (aria kamandanu), misteri dari gunung merapi (sembara dan mak lampir) sampai sandiwara radio yang tidak terkenal.

Saat kenaikan kelas 2 ke kelas 3, saya sedikit bertobat. Saya mulai mengingat-ingat kejayaan masa lalu (catatan prestasi). Saya memang merasakan beban saya di SMP lebih berat dibandingkan SD. Masing-masing pelajaran diajarkan oleh satu guru. Ketika saya mencoba fokus pada pelajaran tertentu, pelajaran lain mulai ketinggalan.

Saya mulai mengubah strategi, saya harus belajar pada materi yang saya anggap penting. (Maksudnya materi yang sekiranya di SMA nanti banyak dipakai). Akhirnya saya pilih Matematika, Fisika, dan Bahasa Inggris)

Untuk matematika, setiap bab soal-soalnya saya kerjakan semua, walaupun guru saya tidak memerintahkan. Untuk fisika saya sudah membaca semua materi semester 5 sebelum sekolah masuk. Untuk bahasa Inggris, saya diikutkan les bahasa Inggris oleh ibu saya di kota Tulungagung. Saat itulah saya dibuatkan SIM C. Ini adalah awal-awal saya mulai percaya diri. Saat itu juga, di awal kelas 3 SMP, kakak saya yang pertama (Inkhud Muawanah) diterima di Kedokteran Umum Unair. Prestasi yang bagus buat keluarga.

Kakak saya sat itu membelikan saya buku Berfikir dan Berjiwa Besar, karangan David Swartz. Buku ini sangat memotivasi saya, membuat saya berani bermimpi besar, berani bercita-cita besar. Buku ini sering saya baca berulang-ulang. Ketika saya mulai kuliah di Bandung juga saya membeli buku itu lagi, karena buku saya yang lama dipinjam orang dan tidak kembali. Setelah saya membeli buku itu, kejadian yang sama terulang kembali, buku itu dipinjam orang dari 1 orang ke orang lain, sehingga tidak kembali lagi, dan saya membeli lagi. Memang kalau buku itu bagus saya tidak segan untuk membeli dan menceritakan pada orang lain, sehingga orang lain tertarik untuk membacanya.
(sori, ngelantur lagi)

Nilai saya di kelas 3 SMP jadi bagus untuk ketiga pelajaran itu, walaupun yang lainnya kurang. Akhirnya saya mulai fokus di Ebtanas SMP. Saya bercita-cita untuk kembali menjadi juara 1. Tapi saya hanya memperoleh juara 2 di SMP. Yah, mungkin karena kesalahan-kesalahanku di kelas 1 dan 2, sehingga sekuat apapun aku mencoba, hasilnya tidak maksimal.
Tapi tidak apalah, minimal jika saya gagal, saya tahu caranya untuk bangkit.

Setamat SMP saya mendaftar di SMAN 2 Tulungagung. Kali ini nilai NEM saya tidak berada di halaman 1, maklum saya dari SMP kampung, tetapi saya bertekad, saya harus menjadi yang terbaik di sekolah ini. Saat saya melihat pengumuman nilai tertinggi adalah Wilis Wirawan dari SMPN 1 Tulungagung. Saya tidak tahu siapa dia itu. Tapi ketika melihat urutan kedua, saya sangat ingat nama itu. Dia juga dari SMPN 1 Tulungagung, namanya Anita Nawangsari, siswa yang dulu berebut dengan saya untuk memperoleh juara 2 matematika tingkat kabupaten.

Hatiku bergetar, aku merasa kalah lagi. Tapi tidak apa-apa, aku belum tentu kalah beneran.

BERSAMBUNG ke bagian 4

1 comment:

  1. Salam kenal Mas Son, Oya jenengan ngerti blog resminya SMPN 3 Kalidawir? Kami sdh coba googling tapi ga ketemu2. Mohon konfirmasi, Trim's.

    ReplyDelete