Monday, September 20, 2010
Rahasia Dahsyat Belajar
Ada seorang siswa bertanya kepada kakak kelasnya yang berprestasi, "berapa lama setiap hari belajar?". Kakak kelas menjawab,”Saya biasa saja dalam belajar.” Rupanya si adik kelas tidak puas. Si adik kelas ini percaya bahwa kakak kelasnya ini pasti bohong. Karena jelas kelihatan kakak kelas ini nilai pelajaranya bagus-bagus. Si adik kelas berusaha mencari cara bagaimana cara kakak kelasnya belajar. Dia seringkali bertanya, tetapi jawabannya sama saja.
Lama kelamaan si adik kelas ini bosan. Akan tetapi ketika melihat kakak kelasnya ini nilai matematikanya banyak yang 9, bahkan 10, dia penasaran lagi. “Kak, pasti tiap hari belajarnya sampai 5 jam ya?” Kakak kelasnya hanya menjawab,”Engga, paling hanya 2 jam saja.” Si adik kelas kebingungan. Dia masih kurang yakin. Dia menanyakan kepada kakak kelasnya berulang-ulang. Akan tetapi jawaban kakak kelasnya sama saja.
Beberapa waktu kemudian, karena dilanda penasaran lagi si adik kelas mengambil kesimpulan. Kalau si kakak kelas nilainya bagus, pastilah dulu dia jam belajarnya banyak, sehingga dia memetik buahnya di saat ini. Kebetulan kakak kelasnya sudah kelas 3 SMA. Pastilah dulu waktu kelas 1 dan 2 si kakak kelas sangat rajin belajar. Mungkin tiap hari sampai 5 jam. “Kak, kalau begitu dulu waktu masih kelas 1 dan 2 SMA kakak belajarnya setiap hari sampai 5 jam ya?” kakak kelasnya hanya menjawab,”Engga. Memang sih, saya dulu lebih rajin, tapi tidak sampai 5 jam gitu.”
Si adik kelas sebenarnya masih kurang percaya. Dia tetap mencari tahu jawaban yang sebenarnya. Dia mencoba menemui saudara dari kakak kelasnya ini, menemui ayah ibunya, menemui pembantunya untuk mencari tahu jawaban sebenarnya. Ternyata mereka semua memiliki jawaban yang berbeda-beda. Memang di antara mereka ada yang mengatakan bahwa kakak kelasnya ini sangat rajin belajar, bahkan sampai 7 jam sehari. Jadi mana yang benar?
Cerita di atas hanyalah cerita yang saya buat sendiri, akan tetapi yang terpenting anda bisa mengambil kesimpulan dari kondisi ini.
1. Orang yang rajin belajar nilainya tentu akan baik. (Ini kesimpulan yang semua orang pasti tahu)
2. Jika saat ini orang tidak begitu rajin, tetapi nilainya baik, maka ada 2 kemungkinan
a. Orang ini punya pengalaman belajar yang baik. Jadi orang ini dulunya rajin, sehingga dia memetik kemudahan belajarnya saat ini. Dengan demikian jika saat ini dia sedikit belajar maka nilainya tetap baik.
b. Kemungkinan orang ini memang memiliki IQ yang tinggi. (yang ini mungkin tidak bisa anda usahakan. Anda hanya bisa mengusahakan yang a)
3. Jika orang nilai-nilainya bagus masih mengatakan dulu juga saya belajarnya biasa-biasa saja. Maka ada beberapa kemungkinan
a. Orang ini sengaja tidak mengaku, karena takut tersaingi
b. Orang ini sebenarnya jujur, hanya saja dulu waktu belajarnya dia merasa nyaman, sehingga dia tidak merasakan bahwa dulu dia sering berlama-lama dalam belajar.
c. Banyak orang yang lupa perjuangannya di masa lalu. Dia merasa bahwa dulunya dia tidak berjuang. Hal ini disebabkan saat ini jika orang tersebut berusah sedikit saja hasilnya sudah signifikan. Akhirnya dia mengajarkan kepada anaknya hal yang sama, anehnya anaknya tidak seberhasil dia. Makanya banyak lulusan ITB yang anaknya gagal masuk ITB.
4. Sudut pandang setiap orang berbeda-beda, semuanya hanya persepsi. Terbukti tadi si adik kelas ketika bertanya kepada pembantu, saudara, ayah ibunya jawabannya berbeda-beda. Jawaban mereka bukanlah jawaban sebenarnya, itu hanya persepsi mereka saja. Bahkan ada orang yang memiliki persepsi terhadap diri sendiri yang salah. Dia merasa tidak berjuang, karena dia begitu menikmati perjuangannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment