Friday, October 1, 2010
Air Mengalir
Ada pepatah yang mengatakan hiduplah seperti air yang mengalir. Saya sendiri bisa setuju dan tidak setuju dengan istilah ini. Jika yang dimaksud seperti air mengalir yang artinya kita pasrah, saya tidak setuju. Kalau anda pasrah, hanya mengikuti arus saja, anda akan terkena sindrom air terjun Niagara.
Itu artinya anda hanya mengikuti arus saja, bersantai-santai, sehingga ketika terjadi masalah besar anda tidak bisa berbuat apa-apa, sebagaimana anda mengikuti aliran air dengan santai, tidak tahunya air tadi akhirnya terjun ke bawah sebagaimana air terjun Niagara. Pada saat itu anda sudah terlambat.
Kenapa saya bisa setuju? Semuanya tergantung bagaimana cara memberi arti. Saya setuju, karena sebenarnya air memiliki daya gempur yang luar biasa. Air yang menetes terus-menerus, bisa melubangi batu yang paling keras. Aliran air tidak pernah menyerah. Jika air yang mengalir ditutup, air tetap berusaha mencari celah-celah kecil untuk dilalui. Jika tutupnya rapat (dibendung), air akan tetap berusaha membentuk genangan yang makin lama makin tinggi, sampai suatu saat genangan tadi bisa melebihi ketinggian bendungan, sehingga bisa tumpah dan mengalir. Jika tidak bisa tumpah, maka air akan menjebol bendungan.
Pertanyaan berikutnya, bukankah air yang ada di bendungan pada umunya tidak pernah tumpah, dan jarang sekali menjebol bendungan? Ya, pertanyaan tadi benar. Karena pada bendungan yang dibuat, terdapat celah air untuk keluar. Itulah kehebatan air.
Jadi yang bisa disimpulkan di sini, pengertian seperti aliran air mengalir, jika anda sebagai airnya tentunya sangat bagus. Akan tetapi kalau anda adalah suatu benda yang dibawa oleh aliran air tadi, ini tentu tidak bagus.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment