Saturday, October 23, 2010
Indeks Prestasi Tinggi
Ini adalah pengalaman Tung Desem Waringin dalam mengejar IPK tinggi. Beliau berkenalan dengan mahasiswa-mahasiswa sebelumnya yang memiliki Indeks Prestasi Tinggi. Dari sini Pak Tung bertanya bagaimana caranya agar indeks prestasi di atas 3? Para mahasiswa tadi mengatakan bahwa kamu harus belajar soal-soal tahun lalu, karena biasanya dosen itu malas membuat soal baru. Dengan demikian soal-soalnya tidak jauh berbeda dengan soal-soal tahun lalu. Jadi kalau kamu belajar soal-soal tahun lalu maka belajarmu akan lebih efektif.
Ketika Pak Tung mencoba cara ini maka indeks prestasinya juga masih di bawah 3. Akhirnya Pak Tung bertanya,”Saya sudah berusaha untuk mempelajari soal-soal tahun lalu, tapi kenapa indeks prestasi saya masih di bawah 3?” Akhirnya dijawab,”Kamu harus punya buku-buku referensi, karena terkadang seringkali ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak terdapat pada buku teks. Dengan demikian jika pertanyaan itu muncul kamu masih bisa menjawabnya”.
Kemudian Pak Tung bertanya lagi,”Terus apa lagi yang harus saya siapkan?” Mahasiswa IP tinggi itu menjawab,”Begini, biasanya dosen itu malas mengoreksi, jadi dia hanya melihat beberapa test mahasiswa saja.” (Kebetulan karena saat itu kuliahnya negeri dan satu angkatan sampai 300 orang, ditambah lagi dosen tidak memperoleh honor untuk mengoreksi, maka tentu saja dosen malas mengoreksi semua ulangan mahasiswa, sehingga hanya mengoreksi mahasiswa-mahasiswa tertentu saja). “Seringkali tidak semua hasil ujian dikoreksi oleh dosen, sehingga jika kamu kelihatan berprestasi, dan kamu aktif, sering bertanya dan selalu duduk di depan maka kemungkinan kamu mendapatkan nilai A akan lebih tinggi. Untuk itu kamu harus sering duduk di depan dan sering bertanya. Setelah selesai kuliah, cobalah bertanya lagi, Pak nama saya Tung Desem Waringin, kebetulan saya ingin mendapatkan nilai A, untuk itu buku referensi apa saja yang harus saya miliki”. Dosennya ngomong, kamu harus punya buku A, B, dan C.
“Di kuliah berikutnya kamu harus duduk di depan lagi dan kamu harus aktif maju ke depan. Pak saya sudah punya buku A, B dan C, saya sudah membaca isinya, untuk itu jika saya ingin mendapatkan nilai A saya harus belajar apa lagi? Kamu harus menunjukkan itikad baik bahwa kamu harus mau belajar. Nah dari sekian ratus mahasiswa jika kamu kelihatan aktif mau belajar dan menunjukkan bahwa kamu bisa maka kemungkinan kamu mendapatkan nilai A menjadi lebih besar”.
“Karena yang dikoreksi cukup banyak, maka kemungkinan dosen akan melihat hasil ujian kamu. Ketika misalnya kamu tidak bisa menjawab, cobalah tetap diisi. Jika perlu pertanyaannya ditulis lagi dan usahakan jawabannya agak menjorok ke dalam. Sehingga ketika dosen melihat secara umum, dosen tidak akan memeriksa dan kamu langsung diberi nilai A”.
Demikianlah ketika dipraktekkan pernah terjadi ketika itu Pak Tung tidak bisa menjawab, dia berusaha mengisi dengan isi yang agak dalam. Karena dosen hanya memeriksa sekilas saja, akhirnya dia mendapat nilai A. Masuk akal bukan?
Jadi intinya yang paling penting adalah nyontek harus detil. Kalau anda tidak detil maka anda akan kehilangan poin-poin yang menyebabkan anda mendapat nilai A.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment