Thursday, October 14, 2010

Komitmen





Mungkin anda pernah mengalami suatu masa di mana anda sangat loyo. Untuk bekerja malas sekali, untuk belajar merasa tidak mood. Setelah itu anda bertemu dengan orang yang memotivasi anda. Ketika mendapat motivasi, anda begitu semangatnya, tidak loyo, anda langsung bisa membuat rencana bahwa masa depan anda akan lebih cerah dengan kerja atau belajar anda yang penuh gairah.

Ketika anda keluar dari ruang motivasi gairah kerja atau belajar anda sangat kuat, seolah-olah jika ada tembok baja menghadang di depan anda maka anda akan langsung menghancurkannya. Anda benar-benar bekerja dan belajar secara bersungguh-sungguh. Akan tetapi itu semua hanya berlangsung selama 2 hari. Setelah itu anda mulai loyo lagi, semakin lama semakin loyo. Kenapa bisa seperti itu?

Kondisi ketika dimotivasi dengan kondisi di lapangan memang berbeda. Ketika dimotivasi anda tidak berada pada dunia nyata. Untuk itu perlu adanya komitmen. Apa itu komitmen? Suka duka dijalani. Baik suka maupun duka anda tetap berusaha mencapai tujuan. Entah itu hujan, banjir, teman-teman tidak mendukung, anda tetap akan menjalani.

Komitmen biasanya timbul dari alasan yang sangat kuat. Mungkin anda pernah mengalami sakit yang luar biasa ketika anda merasa gagal. Dengan adanya komitmen ini maka anda akan tetap terus semangat dalam setiap suasana dan keadaan. Ada orang yang akhirnya berkomitmen untuk bekerja keras dan cerdas setelah mengalami masa yang pahit, yaitu orang yang dicintainya sakit keras dan biaya berobatnya sangat mahal, bahkan biaya berobat sehari lebih besar daripada gaji dia satu bulan. Dengan kondisi itu dia lebih berkomitmen untuk selalu berusaha keras menjadi kaya raya. Akan tetapi kita tidak harus mengalami hal yang seperti itu. Kita bisa juga membayangkan saja. Jika kita bisa membayangkan dengan sempurna maka sama saja kita mengalami kejadian yang sama, karena otak manusia tidak bisa membedakan yang real dan yang imajiner.

No comments:

Post a Comment