Wednesday, August 25, 2010

Situasi Dan Kondisi

Orang seringkali menyalahkan situasi. Ketika ditanya
A : “Gimana kabarnya?”
B: “Ngga baik”
A:”Lho, kenapa?”
B:”La sudah 5 tahun tidak naik gaji”
A:”Kenapa bisa gitu?”
B:”La atasanku goblok”
A:”Ya sudah kalau atasanmu goblok, kamu malah bisa bekerja sungguh-sungguh supaya bisa menggantikan atasan kamu”.
B:”Ya ndak bisa, wong teman-teman tidak ada yang mendukung kok, teman-temanku goblok”
A:”Ya sudah kalau teman-temanmu goblok, kamu pindah ke perusahaan lain saja supaya bisa lebih baik”.
B:”Ya ndak bisa wong perusahaan lain juga goblok”
A:”Ya sudah, kalau perusahaan lain juga goblok kamu malah bisa mendirikan perusahaan sendiri, jadinya kamu malah bisa lebih cepat kaya raya”.
B:”Ya ndak bisa wong situasi ekonominya juga goblok, menterinya goblok, presidennya goblok, Negara kita ini memang Negara goblok”

Siapa yang paling goblok? Tentunya si B sendiri. Betapa banyaknya orang yang sering menyalahkan situasi dan kondisi. Situasi dan kondisi yang buruk jangan dijadikan alasan untuk mundur. Situasi dan kondisi hendaknya dijadikan alasan bagi kita untuk kerja lebih cerdas, untuk membuat kita menjadi lebih tangguh, untuk membuat kita berdaya sedemikian hingga esoknya jika kita menhadapi masalah lagi kita akan jauh lebih pintar dalam mengatasinya.

Ada 2 orang bersaudara, yang satu gagal luar biasa dan yang satu lagi berhasil luar biasa. Yang satu menjadi pencuri, perampok, suka judi, mabuk, bahkan membunuh orang. Yang satu lagi justru menjadi pengusaha yang sangat sukses. Yang pertama tadi akhirnya masuk penjara. Ketika ditanya kenapa kamu bisa seperti ini, dia menjawab, “Saya dulu punya seorang ayah yang suka mabuk, main judi, sudah gitu sering kalah dalam main judinya. Kalau pulang sering larut malam, sudah begitu suka marah-marah sama mama. Dalam kondisi keluarga seperti itu, bagaimana saya bisa menjadi orang yang baik dan berhasil?” Ketika orang menanyakan kepada saudaranya, kenapa kamu bisa berhasil, ternyata jawabannya sama, “Saya dulu punya seorang ayah yang suka mabuk, main judi, sudah gitu sering kalah dalam main judinya. Kalau pulang sering larut malam, sudah begitu suka marah-marah sama mama. Terus terang saya tidak mau memiliki keluarga yang seperti itu. Makanya saya berusaha keras untuk menjadi pengusaha sukses supaya tidak memiliki keluarga yang seperti itu. Alasan boleh sama, tapi hasil bisa jauh berbeda, tergantung bagaimana cara kita member arti.

Nah bagaimana dengan anda? Sekarang apakah kondisi anda selalu anda salahkan sehingga anda ingin mundur? Atau justru membuat anda lebih maju. Terserah kepada anda, hidup penuh dengan pilihan, saya tidak bisa memaksa anda. Anda bisa memilih penyebabnya, tetapi tidak bisa memilih akibatnya.

No comments:

Post a Comment