Manusia seringkali dibatasi oleh fikirannya sendiri. Misalnya orang merasa tidak mungkin bisa menjadi milyarder. Kondisi ini seringkali terjadi pada kebanyakan manusia, karena pola berfikirnya yang sudah sekian lama dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan itu bisa termasuk teman-temannya, orang tuanya, serta guru-guru di sekolah.
Ketika seseorang dilahirkan di keluarga yang ekonominya menengah ke bawah, biasanya mereka berfikir setelah selesai sekolah mereka akan mencari kerja. Padahal yang namanya kerja tidak ada daya ungkit dalam penghasilannya. Sebenarnya tidak menjadi masalah jika anda memang lebih memilih hidup miskin, yang penting tidak merepotkan orang lain. Yang menjadi masalah adalah yang miskin karena terpaksa, sudah terpaksa sukanya hutang kepada orang lain dan tidak dikembalikan. Pengertian terpaksa disini saya katakana untuk orang yang memang tidak tahu cara menjadi kaya, padahal dalam hatinya ada keinginan untuk menjadi kaya. Mereka hanya berfikir bahwa yang bisa kaya raya adalah orang yang sudah memiliki modal yang kuat atau anak orang kaya. Padahal banyak sekali cara kaya cepat tanpa memerlukan modal, atau dengan modal yang kecil saja.
Sebenarnya pola berfikir yang terbatas seperti ini mirip sekali dengan seekor gajah yang sudah jinak. Gajah memang memiliki tenaga yang luar biasa, bisa menumbangkan pohon kelapa sekaligus mengangkatnya. Akan tetapi ada hal yang aneh, ketika seekor gajah jinak diikat dengan sebuah tali yang diikatkan ke batang yang lemah, gajah tetap tidak mau pergi jauh. Kenapa?
Jawabannya adalah karena gajah itu sendiri yang membatasi. Kenapa gajah membatasi kemampuannya sendiri? Karena ada orang yang membuat pola bahwa gajah tidak memiliki kemampuan untuk lepas.
Sewaktu gajah baru ditangkap dari alam bebas, gajah diikat dengan rantai, sehingga jika dia mau pergi jauh, gajah akan tertahan oleh rantai. Ketika ada makanan yang agak jauh darinya, gajah tidak bisa mengambil, karena diikat dengan rantai. Berkali-kali gajah mencoba mengambil makanan itu, tetapi dia tetap tidak bisa. Akhirnya sanga penjinak gajah mengambil makanan itu dan diberikan kepada gajah. Kejadian itu berlangsung terus-menerus sampai beberapa tahun. Akhirnya si gajah mengambil kesimpulan, kalau dia diikat berarti tidak akan bisa lepas. Sampai akhirnya gaja diikat dengan tali biasa, tetapi gajah tidak mau melepaskannya, karena yang terfikir kalau dia diikat berarti tidak bisa lepas.
Nah, mungkin anda juga mengalami hal yang sama. Banyak sekali masalah dalam kehidupan kita sehari-hari yang mana kita tidak mampu menyelesaikannya. Sebenarnya bukan kitanya tidak mampu, akan tetapi kita yang membatasi kemampuan diri kita. Persis seperti gajah yang membatasi kemampuan dirinya untuk melepaskan diri dari ikatan yang lemah.
No comments:
Post a Comment