Friday, March 23, 2012

Cobaan Belajar

Kisah ini adalah lanjutan dari menjadi miliarder dari internet. Jika anda belum membacanya, silakan klik di sini

Dituduh Memakai Narkoba

Ketika awal-awal belajar internet marketing, Anne mentah-mentah dituduh memakai Narkoba. Awal mula kejadiannya adalah sebagai berikut: ketika keasyikan belajar internet marketing, Anne lupa pulang ke rumah orang tua. Padahal jarak tempat kost (Jl Setia Budi Bandung) ke rumah orang tuanya (Banjaran) tidak begitu jauh. Semestinya dia bisa pulang seminggu sekali.

Waktu itu karena keasyikan belajar internet marketing, maka sudah lebih dari sebulan dia lupa pulang ke Banjaran. Akhirnya ayah ibunya mencoba datang ke tempat kost. Waktu itu jam 8 pagi, orang tuanya mengetuk kamar kostnya. Ternyata dilihatnya, Anne masih tidur. Pas Bangun, kelihatan mukanya pucat, mata merah, dan rambut acak-acakan. Rupanya orang tuanya bingung melihat keadaan ini. Ada apa gerangan?

Pada hari itu Anne ada janji untuk mengantar muridnya, sehingga dia minta ijin ke orang tuanya untuk pergi. Setelah selesai mengantar muridnya, Anne segera balik ke tempat kost. Apa yang terjadi ? Ternyata kamarnya sudah acak-acakan. Mama dan papanya yang mengacak-acak kamarnya. Rupanya mereka berusaha mencari sesuatu di kamarnya.

Anne bertanya ,"Lagi cari apa?" Orang tuanya berkata ,"Jujur kamu, kamu mabuk ya? atau kamu pakai narkoba?" Tentu saja Anne menjawab "tidak". Walaupun Anne menjawab tidak, orang tuanya terus menerus menasehatinya tentang bahaya narkoba, baik dari segi kesehatan maupun agama. Karena merasa kesal dinasehati terus, akhirnya dia berkata,"ya, mau dianggap saya pakai narkoba atau tidak, itu terserah mama papa lah". Mungkin karena jawabannya seperti itu orang tuanya benar-benar mengannggap dia memakai narkoba.

Sebenarnya muka pucat, rambut acak-acakan dan mata merah yang dialami Anne disebabkan dia kurang tidur akibat dari belajar internet marketing. Saat itu, dia setiap hari mengajar privat bahasa Inggris dari jam 8 pagi hingga jam 10 malam. Selesai jam 10 malam, dia pulang ke tempat kost sebentar, kemudian keluar lagi untuk pergi ke warnet, untuk mempelajari internet marketing. Dia baru menyelesaikan kegiatannya di warnet, sampai jam 2 atau 3 pagi, malahan kalau hari libur bisa sampai jam 5 atau 6 pagi. Kemuadian dia pulang ke tempat kost, sholat subuh, tidur sebentar, setelah itu pergi lagi jam 8 pagi untuk mengajar lagi. Begitulah kegiatannya setiap hari. Nah, walaupun sangat capek, dia selalu terus menjalaninya, karena ia ingin benar-benar ingin mewujudkan impiannya, yaitu keliling dunia.

Dituduh Menjadi Pelacur

yang lebih menyakitkan saat Anne belajar internet marketing adalah dia dituduh menjadi pelacur. Saat itu di tempat kost dia ada aturannya, bahwa jam pulang ke tempat kost maksimal adalah jam 11 malam. Akan tetapi Anne sering melihat temannya pulang jam 12 malam, tetapi tidak diapa-apain. Nah dalam hal ini, Anne justru pergi di atas jam 10 malam dan pulang tengah pagi.

Pemilik kost yang tinggal di luar kota itu sebenarnya tidak pernah tahu kejadian itu. Hingga suatu waktu ketika ketika si Anne pulang ke tempat kost, dia dimarahi oleh pemilik kost. Yang lebih menyakitkan adalah tidak hanya diusirnya, tetapi dia dituduh sebagai pelacur, karena seringkali pulang pagi dan diantarain oleh lelaki yang berbeda-beda setiap malam. Jadi dengan kondisi ini, dia dianggap sebagai pelacur.

Akhirnya apa boleh buat, dia meninggalkan tempat kostnya sambil mengemasi barang-barang dan segera mencari tempat kost baru. Ketika dia mengemasi barang-barang di tempat kostnya terdengar suara slentingan dari kamar sebelah. "Ih, amit-amit ya si Anne, tidak nyangka dia seperti itu". rasanya memang sakit sekali mendengarkan suara seperti itu.

Saat dia mencari tempat kost, rasanya dunia memang tidak bersahabat. Saat itu hampir semua tempat kost penuh. Akhirnya dia menemukan tempat kost yang tidak begitu bagus. Akan tetapi bagi dia yang penting bisa tinggal dengan nyaman dan bisa belajar internet marketing, karena tempat itu tidak jauh dari warnet.

Sebenarnya Anne seringkali pulang pagi dan diantarin oleh laki-laki yang berbeda-beda, mereka itu sebenarnya adalah pegawai warnet yang berbaik hati mengantarkan dia. Karena petugas warnet setiap saat juga berbeda, maka yang mengantarkan dia tentunya juga berbeda-beda. Nah dari situlah akhirnya banyak orang curiga, termasuk teman-teman kostnya. Memang perlu diakui, Anne kurang dekat dengan teman-teman kostnya. Maklum, setiap hari dia sibuk dengan kegiatan mengajar dan belajar internet marketing.

Dituduh Gila Dan Dibawa Ke Dokter Ahli Jiwa.

Yang lebih mnenyakitkan adalah dia pernah dituduh gila. Tuduhan gila itu bukan hanya sekedar "ih kamu gila". Akan tetapi dia dianngap gila memang sampai dibawa ke rumah sakit jiwa. Ceritanya waktu itu dia sedang berbicara dengan orang luar negeri menggunakan yahoo voice messenger. Karena saat itu Anne

menggunakan head seat, maka orang tuanya tidak bisa mendengar suara lawan bicara Anne.

Maklum, orang tuanya datangnya dari kampung. Jangankan mengenal internet, nyalain komputer saja sampai hari ini tidak pernah bisa. Ketika Anne berbicara kepada mama dan papanya ,"Ma, Pa belajar donk nyalain komputer." Orang tuanya malah barkata ,"Ga mau ah, takut meledak." ... Jadi, jelas saja saat itu Anne tidak bisa menjelaskan tentang internet, apalagi internet marketing.

Setelah kejadian itu besoknya Anne langsung dibawa ke dokter ahli jiwa. Anne tidak bisa menolak permintaan orang tua. Dia hanya nurut saja. Sesampainya di dokter ahli jiwa Anne berkata ,"Ma, Pa, biar saya sendirian yang masuk, biar saya sendiri yang mengkonsultsikan masalah kejiwaan saya pada si dokter". Ternyata orang tuanya menunggu di luar begitu lama, sampai 2 jam lebih. Mungkin orang tuanya berpikir, "Pastilah si Anne gangguan jiwanya begitu parah, sehingga dia begitu lama konsultasi di dalam". Padahal sebenarnya ketika di dalam ruangan, si Anne begitu asyik menceritakan mimpi-mimpinya kepada si dokter. Jadi selama 2 jam tadi bukan Anne konsultasi kepada si dokter, tapi malahan si dokter yang konsultasi affiliate marketing kepada si Anne.

Ketika keluar orang tua Anne bertambah heran, karena melihat dokter yang matanya berbinar-binar. Apalagai ketika dokter menjabat tangannya sambil berkata,"Selamat, anak bapak ini pintar sekali. Saya ingin banyak belajar dari dia." kemudian dilanjutkan "Anne, lain kali kita telpon-telponan ya". Melihat kondisi ini orang tua Anne tambah kebingungan. Mungkin dalam pikirannya berkata "jadi dok, anak saya ini tidak gila, atau saking gilanya dia sehingga dokter jadi ketularan?"

Meskipun kejadian ini kelihatannya lucu, akan tetpi sebenarnya sangat menyakitkan.

( untuk membaca lanjutannya, silakan klik di sini)

Wednesday, March 14, 2012

Nilai-Nilai Hidup

Ketika saya mengikuti seminar Life Revolution oleh Pak Tung Desem Waringin, saat itu pembicara bertanya, "Siapa di sini yang nomor satunya adalah kesehatan?" Ternyata beberapa peserta angkat tangan. Setelah itu Pak Tung kembali bertanya, "Siapa di sini yang nomor satunya adalah keluarga?" Beberapa orang juga angkat tangan. Pak Tung bertanya lagi, "Siapa yang nomor satunya uang?" Ternyata yang angkat tangan lebih banyak. Pertanyaan berikutnya ,"Siapa yang nomor satunya Tuhan?" ternyata hampir semua orang angkat tangan.

Pak Tung kembali berkata ,"Kok dari tadi ada yang angkat tangan terus, ini berarti yng nomor satu mana?". Memang ada seorang peserta yang selalu angkat tangan ketika ditanya. Saat ditanya siapa yang nomor satunya kesehatan, dia angkat tangan, saat ditanya yang nomor satunya keluarga, dia juga angkat tangan, saat ditanya yang nomor satunya uang, dia juga angkat tangan. Apalagi ketika ditanya yang nomor satunya Tuhan, dia juga angkat tangan. Tentu saja jika setiap ditanya dia angkat tangan berarti sebenarnya tidak ada yang nomor satu bagi dia.

Setelah itu Pak Tung melakukan perhitungan, yaitu selama sehari semalam berapa jam porsi setiap kegiatan. Dari perhitungan tersebut diperoleh sebagai berikut
tidur = 8 jam
kerja = 8 jam
waktu di jalan = 2 jam
sisa = 24 - 8 - 8 - 2 = 6 jam
Ternyata 6 jam waktu yang tersisa dipakai buat keluarga, ibadah, olah raga, dan lain-lain. Aneh sekali, hal-hal yang dari tadi dianggap nomor satu ternyata ditaruh di 6 jam sisa. Semstinya jika nomor satunya adalah kesehatan, maka sebagaian besar waktu hidupnya untuk olah raga. Jika nomor satunya keluarga, maka dia menghabiskan waktu hidupnya untuk keluarga terus. Jika nomor satunya Tuhan, semestinya sebagian besar hidupnya dipakai di tempat ibadah. Anehnya, jika dilihat komposisi waktunya, ternyata sebagaian besar dipakai untuk kerja. Berarti nomor satunya uang ?

Terus terang, bagi sebagian besar orang, uang bukanlah nomor satu. Akan tetapi disarankan, hendaknya masalah uang diselesaikan terlebih dahulu. Jika masalah uang diselesaikan dulu, sehingga memiliki pasif incomenya bisa mencukupi gaya hidupnya maka kita bisa fokus ke yang lain. Kita bisa memenuhi hari-hari kita untuk keluarga, karena masalah uang sudah beres. Kita juga bisa banyak di masjid (tempat ibadah) karena uang terus mengalir ke kita