Identitas sering disebut label pada diri kita. Orang akan cenderung menyesuaikan dengan identitasnya. JIka seseorang memiliki identitas tampan maka akan cenderung menjaga dirinya supaya tetap tampan. Tidak perduli apakah identitas tampan itu datang dari orang lain atau dari dirinya sendiri.
Orang yang punya identitas cerdas akan cenderung bagus nilai-nilai di sekolahnya. Dia aka selalu rajin belajar supaya terlihat cerdas, tidak perduli identitas itu datang dari dirinya atau orang lain. Mungkin keluarganya sering mengatakan “Kamu ini cerdas”, sehingga dia kata-kata itu masuk ke dalam hatinya, sehingga dia memang menyimpulkan dirinya cerdas. Atau mungkin karena dia di awal-awal sekolah memiliki nilai yang lebih bagus dibandingkan dengan teman-temannya, sehingga dia mengambil kesimpulan bahwa dirinya cerdas. Kalau dia sudah mengambil kesimpulan seperti itu maka dia akan cenderung memperthankannya dengan cara dia rajin belajar. Ini yang sering disebut kelembaman. Orang akan cenderung mempertahankan sifat yang dimilikinya.
Saya pernah bertemu dengan Pak Koma Untoro. Beliau adalah pemegang francais sekolah musik Purwacaraka. Pak Koma belajar entrepreneur dari Purdi Chandra. Suatu hari Pak Purdi memperkenalkan Pak Koma dengan Purwacaraka. Saat itu Pak Purdi mengatakan “Ini teman saya, Pak Koma. Beliau adalah pakar di bidang Francais.”
Betapa terkejutnya Pak Koma, dia bertanya dalam hati “Sejak kapan saya ahli francais?” Memang Pak Koma tidak tahu apa-apa tentang francais. Beliau bukanlah pengusaha. Beliau adalah seorang karyawan di BEJ, walaupun saat itu sudah keluar. Akan tetapi karena yang mengatakan Purdi Chandra maka Purwacaraka percaya saja. Saat itu sebenarnya Purdi Chandra memberikan identitas pada diri Pak Koma bahwa beliau adalah ahli di bidang francais. Selesai pertemuan itu Purdi Chandra langsung pulang ke Jogja sementara Pak Koma tetap di Jakarta. Pak Koma kebingungan karena tidak bisa belajar pada Purdi Chandra tentang Francais.
Akan tetapi Purwacaraka sudah terlanjur mempercayainya, sehingga mau tidak mau Pak Koma berusaha mencari-cari ilmu tentang francais, takut kalau-kalau Purwacaraka menghubunginya sewaktu-waktu. Hal yang ditakuti akhirnya tiba, Purwacaraka menghubunginya untuk bertemu. Untunglah sebelum bertemu Pak Koma mendapatkan informasi akan diadakan seminar Francais selama tiga hari dengan pembicara dari luar negeri. Cepat-cepat akhirnya Pak Koma mendaftar untuk belajar.
Pada acara seminar itu Pak Koma selalu datang lebih awal. Begitu acara selesai Pak Koma tidak langsung pulang, tetapi menanyakan banyak masalah kepada para pembicara.
Tibalah saatnya Pak Koma bertemu dengan Purwacaraka. Ketika bertemu itulah Pak Koma bisa menjelaskan dengan sungguh-sungguh tentang ilmu Francais yang dikuasainya. Dengan begitu Purwacaraka percaya, dan akhirnya terbentuklah francais sekolah music Purwacaraka
Tanpa terasa, orang yang mengatakan “Saya ini tidak bisa bicara di depan umum”, saya jamin orang itu tidak bisa berbicara di depan umum, kecuali dia sudah membuang kalimat tadi.
Atau ada juga orang yang mengatakan “Saya ini tidak percaya diri ketika mendekati perampuan yang saya sukai” maka saya jamin orang itu akan persis seperti apa yang dikatakan.
Dalam penelitian terhadap suatu olahraga jenis tertentu, ternyata diperoleh data bahwa orang-orang yang berhasil rata-rata lahirnya di bulan Januari, atau paling tidak Februari. Wooow apakah bulan kelahiran menentukan prestasi seseorang? Ternyata tidak. Yang lebih mentukan ternyata adalah identitasnya. Biasanya untuk perlombaan anak-anak ada pembatasan tanggal, yaitu 31 Desember. Anak yang sudah lebih tua dari batas tadi tidak boleh ikut.
Tentu saja anak-anak tertua yang ikut adalah kelahiran bulan Januari. Namanya juga anak-anak, perbedaan usia sangat signifikan dalam mempengaruhi prestasi. Dengan kondisi ini anak-anak yang juara kebanyakan lahir di bulan Januari. Yang lebih unik, begitu sang anak juara maka dia memberikan identitas kepada dirinya bahwa dia berbakat. Sementara anak-anak yang lahir di bulan Desember, jika memang lomba itu adalah kesempatan terakhirnya maka usianya belum maksimal, sehingga dia tidak juara. Dengan kondisi yang tidak juara ini dia secara tidak sadar memberikan identitas bahwa dirinya tidak berbakat. Dengan kondisi ini anak-anak yang laahir di bulan Januari bersungguh-sungguh dalam latihan sementara yang di bulan lain, terutama desember tidak pernah latihan secara sungguh-sungguh. Pantas saja jika yang juara kebanyakan lahir di bulan Januari.
Ada suatu kisah nyata, ketika si A mencari pembantu maka dia meminta kepada temannya, si B, “Hai si B, apakah kamu memiliki pembantu yang bisa saya minta?.” Kata si B ,” Iya, ada orangnya bisa dipercaya, jujur, tetapi kerjanya lambat dan kurang rajin.” Kemudian si A berkata , “OK saya terima”. Ketika sampai di rumah si A, dia berkata kepada pembantu tadi ,”Eh, saya dengar dari bosmu, kamu memang rajin. Saya yakin, rajin adalah sifat dan watakmu, kalau nanti kamu kerja disini kamu pasti rajin.” Anehnya setelah mendapat kata-kata seperti itu pembantu tadi jadi rajin.
Dengan contoh-contoh tadi, behati-hatilah dalam memilih identitas diri.